Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Lambat, DPK Ikut Seret

Tren melambatnya DPK pada tahun ini disinyalir akibat sejumlah indikasi makro ekonomi yang berdampak pada kegiatan masyarakat.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pidato penutupan pada Seminar Nasional dan Kongres ISEI XX di Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/8). Perry Warjiyo secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) periode 2018-2021./JIBI-Rachman
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pidato penutupan pada Seminar Nasional dan Kongres ISEI XX di Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/8). Perry Warjiyo secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) periode 2018-2021./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Tren melambatnya DPK pada tahun ini disinyalir akibat sejumlah indikasi makro ekonomi yang berdampak pada kegiatan masyarakat.
 
Adapun pertumbuhan DPK tahun ini diproyeksi lebih rendah 8%-10% yoy. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya memproyeksi kenaikan dana pihak ketiga atau DPK sebesar 10%-11% yoy.
 
Jika proyeksi tersebut benar artinya kinerja pertumbuhan DPK akan sama dengan tahun lalu sebesar 8,3% yoy atau masi melanjutkan tren melambat.
 
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan proyeksi perlambatan Dana Pihak Ketiga atau DPK sepanjang tahun ini diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang belum agresif. Apalagi, pemerintah sudah jelas merevisi pertumbuhan ekonomi dari kisaran 5,4% menjadi 5,2% sepanjang tahun ini.
 
"Artinya, pendapatan masyarakat juga belum akan mengalami peningkatan signifikan. Bahkan, saat ini tren produk investasi selain bank semakin terlihat lebih menarik dalam menawarkan imbal hasil," katanya, Sabtu (18/8/2018).
 
Myrdal mengemukakan untuk itu ada sejumlah hal yang bisa dilakukan pelaku perbankan. Mesti kuncinya tetap pada inovasi.
 
Pertama, program melek keuangan harus lebih digiatkan baik dari pihak pengambil keputusan dan perbankan.
 
Kedua, bank harus menghasilkan produk tabungan yang kreatif dan menarik. Pasalnya ada banyak momentum yang bisa mendorong kenaikan DPK seperti tabungan khusus kurban, atau yang sudah sering ada tabungan haji hingga pendidikan.
 
Ketiga, bank harus berani menawarkan bunga yang kompetitif dibandingkan produk investasi dari lembaga keuangan lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper