Bank Mega Syariah Positif Menjawab Tantangan Perbankan Syariah

Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan perbankan syariah di Indonesia memiliki tantangan yang lebih berat jika dibandingkan dengan bank konvensional secara umum.

Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan perbankan syariah di Indonesia memiliki tantangan yang lebih berat jika dibandingkan dengan bank konvensional secara umum.

Mulai dari keterbatasan kekuatan permodalan, produk dan pelayanan bank yang belum memadai, tingkat literasi produk syariah masih rendah, hingga belum terciptanya visi nasional untuk dijadikan acuan bagi perbankan syariah.

Menghadapi tantangan tersebut, PT Bank Mega Syariah positif dapat membawa perusahaan untuk tumbuh menuju arah yang lebih baik.

Direktur Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo menuturkan tantangan bagi perbankan syariah memang berat, dimana kompetisi tidak hanya terjadi antara bank syariah tetapi juga dengan bank konvensional.

Menurutnya, ada dua faktor esensial untuk meningkatkan pangsa pasar dan jangkauan perbankan syariah dengan memanfaatkan demografi populasi muslim yang sangat tinggi di Indonesia.

"Menurut saya ke depan akan ada lebih banyak bank yang masuk ke pasar syariah sehingga pangsa pasar perbankan syariah akan jauh lebih besar, di atas 5%.

Ada 80% penduduk muslim masa tidak tergarap? Jadi ini tergantung pada kesabaran dan konsistensi bank untuk menggarap market syariah," ujarnya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (27/8/2018).

Sikap optimisme tersebut juga tercermin dari prestasi yang berhasil diraih oleh perseroan dengan terpilih menjadi bank dengan kinerja terbaik (Best Performance Bank) dari kategori Bank Umum Syariah dalam ajang penghargaan Bisnis Indonesia Financial Award 2018.

Yuwono mengatakan dengan kondisi ekonomi yang cukup fluktuatif beberapa bulan belakangan, kinerja perseroan tercatat cukup baik.

"Mengingat faktor tadi kami masih on track untuk bisa mencapai target, tetap akan bertahan dan menjadi lebih baik lagi," ungkapnya.

Bank Mega Syariah saat ini tengah fokus untuk memperbaiki kualitas pembiayaan dengan menggeser bisnis kredit di sektor mikro ke sektor menengah, komersial, dan konsumer.

Sepanjang semester I/2018 Bank Mega Syariah berhasil mengurangi rasio pembiayaan bermasalah (non performing finance NPF) gross menjadi 2,63% pada dari total portofolio pembiayaan pada periode yang sama sebesar Rp4,62 triliun.Dalam rencana bisnis hingga akhir tahun 2018, perseroan memulai kemitraan dengan perusahaan layanan switching, yaitu Visa, untuk memperluas jaringan layanan perbankan syariah di seluruh dunia.

Selain itu, Bank Mega Syariah juga terus fokus di segmen retail dengan mengembangkan produk dan program melalui sinergi dengan perusahaan-perusahaan di bawah naungan CT Corp diantaranya: Transmart, Metro, Trans Studio, Kid City , TransVision dan beberapa perusahaan lain.

Melalui sinergi dengan CT Corp ini nasabah Bank Mega Syariah akan mendapatkan manfaat tambahan berupa diskon dan bonus top up apabila menggunakan kartu debit Bank Mega Syariah di merchant-merchant milik CT Corp di seluruh Indonesia.

Secara keseluruhan, Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan positif pada 2018 sebesar 12%. Sampai dengan semester I/2018 aset perseroan tercatat menguat 1,6% menjadi sebesar Rp6,64 triliun. 

Pada saat yang sama permodalan Bank Mega Syariah tumbuh 11.6% dari Rp1,06 triliun pada semester I/2017 menjadi sebesar Rp1,2 triliun pada semester I/2018.

"Sampai dengan akhir tahun ini kami masih akan meningkatkan strategi pertumbuhan melalui pengembangan aset organik. Mudah-mudahan dari situ kami bisa generate pertumbuhan modal," ungkap Yuwono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper