Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Pastikan Pemerintah Bergerak Cepat Atasi Pelemahan Rupiah

Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah bergerak cepat dalam memperbaiki fundamental ekonomi guna menahan rupiah dari kejatuhan lebih dalam.
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memastikan pemerintah bergerak cepat dalam memperbaiki fundamental ekonomi guna menahan rupiah dari kejatuhan lebih dalam.

Presiden Jokowi mengaku sudah menginstruksikan kepada para menterinya untuk meningkatkan koordinasi baik di sektor fiskal, moneter, dan industri termasuk pelaku-pelaku usaha.

"Saya kira koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu segaris semuanya. Target saya sudah saya berikan kepada menteri-menteri agar dalam satu tahun ini betul-betul ada perubahan di penyelesaian defisit transaksi berjalan," ujarnya sesuai melepas ekspor Toyota 1.879 unit CBU di Tanjung Priok Car Terminal, Rabu (5/9/2018).

Soal pelemahan nilai tukar rupiah, Jokowi mengemukakan pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS dialami hampir semua negara berkembang. Sejumlah faktor mulai dari perang dagang AS-China, krisis di beberapa negara berkembang (Argentina, Turki, Venezuela, dan Afrika Selatan), dan normalisasi moneter di AS.

"Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati hati. Kuncinya memang hanya ada dua, yaitu investasi yang harus terus meningkat dan ekspor yang juga harus meningkat sehingga kita bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan," tegasnya.

Hingga saat ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meredam penurunan rupiah antara lain implementasi biodiesel, menaikkan pajak penghasilan barang impor, menunda beberapa proyek yang memiliki kandungan impor tinggi, serta meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek-proyek pemerintah.

"Kalau kita bisa memakai semuanya komponen dalam negeri, akan ada penghematan kurang lebih US$2 miliar-US$3 miliar," sebut Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper