Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Pastikan Investor Asing Masih Percaya Kondisi Ekonomi Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan investor asing masih percaya dengan kondisi perekonomian di Indonesia di tengah pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Petugas memasang bendera merah putih di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Petugas memasang bendera merah putih di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, SOLO  - Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan investor asing masih percaya dengan kondisi perekonomian di Indonesia di tengah pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Memang indeks tertekan dengan adanya pelemahan rupiah ini, yang sebelumnya IHSG di posisi 6.000 saat ini turun hingga penutupan kemarin 5.600," kata Kepala BEI Surakarta M Wira Adibrata di Solo, Kamis (6/9/2018).

Ia mengatakan sisi positif yang bisa dilihat, yaitu meski ekonomi dalam negeri melemah, investor asing masih masuk.

"Memang kalau dilihat kemarin net sell investor asing Rp1,9 triliun. Tetapi dari transaksi yang kami lihat, investor asing beberapa kali masuk. Artinya mereka masih percaya dengan perusahaan di Indonesia, mereka percaya fundamental ekonomi Indonesia. Ini momentum mereka masuk ke pasar. Jika sebelumnya dengan 1 dolar AS hanya bisa beli sedikit, saat ini mereka makin gede dapatnya," katanya.

Ia mengatakan dengan rata-rata transaksi harian di kisaran Rp6-7 triliun, 51% di antaranya merupakan transaksi investor dalam negeri, sedangkan sisanya adalah investor asing.

Sementara itu, ia tidak memungkiri saat ini kondisi perekonomian di dalam negeri cukup terpuruk. Meski demikian, dikatakannya, kabar baiknya bahwa pelemahan ini tidak hanya terjadi Indonesia tetapi juga banyak negara lain.

"Bahkan secara makro pelemahan ekonomi malah kita tidak masuk di daftar negara-negara dengan pelemahan ekonomi terparah," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia (BI) sudah melakukan langkah tepat dengan menaikkan "seven day reverse repo rate" atau suku bunga acuan dari 5,25% menjadi 5,50%.

"Kenaikan suku bunga acuan ini sudah relevan dengan kondisi perekonomian saat ini. Kalau tidak dinaikkan akan lebih parah lagi rupiahnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper