Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Dikabarkan Mengajak China Berunding Soal Perdagangan

Pemerintahan Trump dikabarkan telah mengirimkan pesan ke pejabat China untuk melanjutkan perundingan dagang.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintahan Trump dikabarkan telah mengirimkan pesan ke pejabat China untuk melanjutkan perundingan dagang.

Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan kepada Fox Business Network bahwa Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah mengirimkan undangan kepada pejabat senior China. Namun, dia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai undangan tersebut.

“Ada beberapa diskusi dan informasi yang kami terima, bahwa Pemerintah China [pejabat tinggi di Pemerintah China] ingin berunding. Begitulah, Menteri Mnuchin selaku ketua tim untuk China telah mengirimkan undangan,” kata Kudlow, seperti dikutip Reuters, Kamis (13/9).

Adapun, dua orang sumber yang mengerti jalannya diskusi mengungkapkan, surat yang dikirimkan oleh Mnuchin tersebut dialamatkan kepada mitranya di China, termasuk Wakil PM China Liu He yang bertindak sebagai penasihat ekonomi Presiden China Xi Jinping, untuk mengajak berunding dalam beberapa pekan ke depan.

Sebelumnya Kudlow menyampaikan, sejauh ini komunikasi antara Washington dan Beijing telah lebih positif.

“Menurut saya, sebagian besar dari kita pasti berpendapat lebih baik untuk berbicara daripada diam saja. Dan menurut saya, pemerintah China ingin berbicara,” ujar Kudlow.

Ketika ditanya mengenai keinginan Pemerintahan Trump untuk merundingkan isu perdagangan dengan China, Kudlow menjawab bahwa  AS sangat terbuka jika China datang dengan serius untuk mengupayakan hasil yang positif.

“Itu [upaya perundingan dagang] yang telah kami lakukan selama berbulan-bulan ini. Tapi, saya tidak menjamin apapun,” tuturnya.

Sumber tadi melanjutkan, waktu dan lokasi untuk pertemuan tersebut masih belum jelas. Juru Bicara Depkeu AS pun tidak merespons ketika Reuters meminta konformasi. Kabar soal undangan tersebut pertama kali diberitakan oleh Wall Street Journal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper