Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOJ Diprediksi Pertahankan Kebijakan Moneternya

Bank Sentral Jepang (BOJ) diprediksi tidak akan mengubah kebijakan moneternya pada rapat yang akan digelar pada pekan ini, 18-19 September 2018.
Bank of Japan/REUTERS
Bank of Japan/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA—Bank Sentral Jepang (BOJ) diprediksi tidak akan mengubah kebijakan moneternya pada rapat yang akan digelar pada pekan ini, 18-19 September 2018.

Berdasarkan survei Bloomberg kepada 51 ekonom, seluruhnya sepakat memperkirakan BOJ akan mempertahankan tingkat suku bunga rendah yakni di level -0,1% pada rapat pekan ini.

Hal tersebut tampak sejalan dengan pernyataan BOJ yang terus menekankan bahwa para pembuat kebijakan hanya memperkuat bingkai pelonggaran moneternya.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda pada Juli memutuskan untuk tetap melanjutkan pemberian stimulus untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan pasar dan perbankan komersial.

Selain itu, pada Rapat Kebijakan Juli, BOJ memperkenalkan panduan bank sentral yang berjanji untuk menjaga tingkat suku bunga di level terendah untuk beberapa waktu ke depan. Pengamat pun menilainya sebagai sinyal komitmen BOJ untuk menahan kebijakan moneter longgar lebih lama lagi

Namun, saat Bloomberg memberikan pilihan pernyataan yakni “BOJ mengarah kepada tapering” dan “BOJ memperkuat komitmen pelonggaran”, sekitar 80%  ekonom menilai  otoritas moneter Jepang itu mulai mengarah kepada normalisasi atau pengetatan kebijakan stimulus (tapering).  Prediksi tersebut dikeluarkan setelah para ekonom mempelajari notulensi rapat BOJ pada Juli 2018.

Di sisi lain, BOJ pun mulai melakukan sejumlah perubahan a.l memperlebar penerimaan margin ke kisaran target 0% untuk yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun, atau secara efektif membiarkan yield bergerak naik hingga dua kali lipat.

Alhasil, BOJ berpotensi membeli lebih sedikit obligasi untuk menahan target yield 10 tahun tersebut. Hal itu yang dipandang oleh sejumlah ekonom sebagai tapering tidak resmi dari pembelian aset yang dilakukan bank sentral.

 “Secara de facto, ini pengetatan dan saya mempertimbangkan langkah itu sebagai normalisasi,” kata Hiroshi Hanada, Head of Economic Research di Sumitomo Mitsui Trust Bank, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (16/9).

Dia berharap, BOJ akan memproses normalisasi dengan menghindari dampak negatif dari pasar keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper