Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Tidak Akan Selalu Pasang Posisi "Bertahan" dalam Perang Dagang

China tidak akan memainkan peran ‘bertahan’ di dalam eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden AS Donald Trump./.Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA—China tidak akan memainkan peran ‘bertahan’ di dalam eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat. 

The Global Times, tabloid yang diterbitkan oleh People’s Daily milik Partai Komunis China menuliskan di dalam tajuknya, bahwa situasi saat ini bukanlah situasi yang baru.

“Bukanlah hal yang baru bagi AS yang ingin mencoba menaikkan tensi untuk mendapatkan keuntungan di dalam meja perundingan,” tulis redaksi The Global Times seperti dikutip Reuters,  Senin (17/9/2018).

Sebelumnya, AS dan China telah sama-sama memberlakukan tarif untuk produk impor asal masing-masing negara senilai US$50 miliar. Hal itu pun telah mengguncang pasar keuangan global selama beberapa. bulan terakhir.

Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengirimkan surat kepada Wakil PM China Liu He untuk mengajak China kembali ke meja perundingan.

Tidak berapa lama, Presiden AS Donald Trump kembali menyuarakan keinginannya untuk segera memberlakukan tarif untuk produk impor asal China senilai US$200 miliar.

Seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi menyebutkan bahwa pemberlakuan tarif tersebut adalah secepatnya pada Senin (17/9/2018).

Trump menyebutkan dalam akun Twitter-nya bahwa tarif-tarifnya memang memberikan kekuatan bagi AS di dalam negosiasi.

"Jika negara-negara tidak membuat kesepakatan yang adil dengan kami, mereka akan diberi Tarif!" tulis Trump.

Hal itu, menurut sumber yang mengerti jalannya diskusi di tingkat pejabat China, membuat Negeri Panda enggan bertemu dengan AS. Pasalnya, “China tidak ingin berunding dengan pistol ditodongkan ke kepalanya.”

Adapun Menteri Luar Negeri China terus menegaskan bahwa eskalasi perang dagang bukanlah sesuatu yang diinginkan semua orang.

“Kami selalu menjaga diri bahwa satu-satunya cara untuk. menyelesaikan selisih dagang adalah dengan dialog dan konsultasi dengan setara, dengan saling percaya dan menghormati,” kata juru bicara Menlu China Geng Shuang.

Adapun China selalu menyatakan bahwa Negeri Panda akan membalas setiap tarif yang diberikan AS dalam perang dagang, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Seorang pejabat China menyampaikan, Beijing dapat menolak bergabung dalam pembicaraan dagang dengan Washington pada bulan ini jika tarif tetap diberlakukan. Sejauh ini, China memang belum secara resmi menolak undangan AS tersebut kendati telah dikecewakan pada perundingan Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper