Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERANG DAGANG AS-CHINA : Kawasan Asia Tenggara Jadi Pemenang?

Di tengah eskalasi tensi dagang antara Amerika Serikat dan China, kawasan Asia Tenggara justru berpotensi menjadi destinasi perusahaan-perusahaan yang ingin memindahkan produksinya dari AS dan China.
ilustrasi/JIBI-Felix Jody Kinarwan
ilustrasi/JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA— Di tengah eskalasi tensi dagang antara Amerika Serikat dan China, kawasan Asia Tenggara justru berpotensi menjadi destinasi perusahaan-perusahaan yang ingin memindahkan produksinya dari AS dan China.

Perusahaan-perusahaan tersebut khawatir perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia, yang berupa pemberlakuan tarif impor, dapat merusak permintaan dan hasil produksinya.

Berdasarkan hasil survei dari AmCham China dan AmCham Shanghai, sebanyak sepertiga perusahaan AS di China yang jumlahnya lebih dari 430 perusahaan telah atau sedang mempertimbangkan untuk memindahkan pabriknya ke luar dari Negeri Panda. Asia Tenggara pun tercatat sebagai tujuan utamanya.

Ada sejumlah alas an yang membuat kawasan yang terdiri dari sepuluh negara dan tergabung ke dalam Asosoasi Negara-negara Asia Tenggara (Asean) tersebut menjadi ‘magnet’ bagi pabrik asing. Kawasan yang posisinya tidak jauh dari China itu menawarkan biaya produksi rendah dan pabrik manufaktur yang bekerja dengan baik.

Selain itu, lima negara terbesar Asean memiliki pertumbuhan ekonomi yang solid dengan pertumbuhuan Produk Domestik Bruto rata-rata sekitar 5,3%, dan memiliki perbaikan peringkat kemudahan menjalankan bisnis (ease-of-doing-business).

Hal itu pun telah diperkirakan oleh Dewan Pengembangan Dagang Hong Kong (HKTDC). Nicholas Kwan, Direktur Riset di HKTDC menyebut kawasan Asean sebagai sumber daya ekonomi dan menyarankan agar pebisnis Hong Kong menempatkan kawasan Asean sebagai safe haven selama tensi dagang AS—China berlangsung.

Selain itu, produsen di kawasan Asia Tenggara juga diuntungkan karena Amerika Serikat dan China berpeluang lebih banyak mengimpor dari negara-negara tetangga China. Salah satu produsen yang diuntungkan adalah Phu Tai Corp., produsen barang mebel di Vietnam.

Wakil Direktur Jenderal Phu Tai Corp. Nguyen Sy Hoe mengungkapkan, produsen barang mebel untuk Wal-Mart Stores Inc. di AS berencana menambah ekspornya ke Negeri Paman Sam sebesar 30% pada tahun ini dan tahun depan.

Dia menjelaskan, perusahaannya akan menambah investasi sekitar US$10 juta untuk mengembangkan dua pabrik di provinsi Binh Dinh dan memperbarui garis produksi di dua pabrik lainnya di Dong Nai.

“Kami melihat ini [perang dagang] sebagai kesempatan besar untuk meningkatkan ekspor ke AS karena banyak permintaan dari sana. Melihat eskalasi perang dagang antara China dan AS, kini banyak importir AS yang pindah [dari China] dan membeli dari Vietnam,” katanya, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (19/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper