Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Siapkan Mekanisme Penampungan Bantuan Asing untuk Bencana Sulteng

Kementerian Keuangan selaku bendahara negara menyiapkan mekanisme penampungan bantuan asing bagi korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan sekitarnya.
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan hotel Roa-Roa di Palu, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu./Antara
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan hotel Roa-Roa di Palu, Minggu (30/9). Diperkirakan sebanyak 50 orang tertimbun di reruntuhan bangunan hotel itu./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Keuangan selaku bendahara negara menyiapkan mekanisme penampungan bantuan asing bagi korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan sekitarnya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan pihaknya sudah mendengar informasi dari banyak pihak yang berkomitmen memberikan bantuan.

"Ada yang sudah menyampaikan surat pada kami sebagai bendahara negara, ada yang sudah menyampaikan angkanya. Jadi sekarang kami membuat semacam mekanisme untuk bagaimana menampung kalau dia dalam bentuk uang," terangnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Menkeu menjelaskan bantuan yang masuk akan digunakan untuk memulihkan dan membangun kembali wilayah yang terdampak gempa dan tsunami di sejumlah kawasan di Sulawesi Tengah (Sulteng). Menurutnya, pemerintah fokus kepada masalah kemanusiaan dan kedaruratan dalam jangka waktu tiga bulan pertama.

Langkah kedaruratan yang diambil akan dikontrol secara terus menerus oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pasalnya, saat ini fokus pemerintah adalah menyelamatkan jiwa masyarakat yang menjadi korban dan mengembalikan aktivitas masyarakat secepat mungkin termasuk dalam hal ekonomi.

Berkaca dari pengalaman dalam kasus gempa di Lombok beberapa waktu lalu, pemerintah akan mengidentifikasi berapa besar kerugian dari rumah yang rusak serta berapa nilai bantuan yang akan diberikan pemerintah kepada pemilik rumah.

"Namun, untuk infrastruktur ekonomi dan sosial seperti sekolah, rumah sakit, ini merupakan daerah yang prioritas dan ini akan diestimasi," kata Sri Mulyani. 

Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah membuka pintu untuk masuknya bantuan internasional dalam penanganan bencana di Sulteng pada Minggu (30/9). 

Setidaknya ada 20 negara yang telah menyampaikan komitmen untuk memberikan bantuan atas penanganan bencana tersebut. Di luar itu, badan kemanusiaan PBB mengungkapkan sudah mengalokasikan US$15 juta untuk penanganan bencana Sulteng, sedangkan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional mengupayakan dana sebesar 22 juta Swiss francs.

Sejumlah perusahaan internasional juga sudah menganggarkan bantuan, misalnya Apple, Google, serta Facebook dan WhatsApp yang masing-masing mendonasikan US$1 juta. Adapun Presiden Direktur HSBC Indonesia Summit Dutta mengungkapkan pihaknya akan mendonasikan US$125.000 atau sekitar Rp1,8 miliar.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami yang melanda provinsi itu pada Jumat (28/9) telah mencapai 1.407 jiwa. Adapun 2.549 orang luka-luka, 113 orang hilang, 70.821 orang mengungsi di 141 titik pengungsian, dan 65.733 rumah rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper