Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk. terkoreksi oleh tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Perseroan memprediksi target akhir tahun tidak sesuai ekspektasi.
“Contohnya di KPR [kredit pemilikan rumah], tadi nya kami targetkan 15% tapi kelihatannya akan 10% saja,” kata Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan kepada Bisnis, Kamis (4/10/2018).
Lani melanjutkan bahwa secara total kredit konsumsi perseroan, secara volume transaksi diperkirakan bisa mencapai 10%. Akan tetapi portofolio hanya akan tumbuh 5%, berbeda dengan perkiraan awal 10%.
Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis total penyaluran pendanaan secara keseluruhan bisa tumbuh di atas target awal tahun, 10%--12%. Otoritas Jasa Keuangan optimistis pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini melampau target yang ditetapkan sebesar 10%-12%. Pasalnya, sampai dengan Agustus 2018, penyaluran kredit sudah mencapai 12,12%.
“Target akhir tahun di atas itu [target], bisa mencapai 13%,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, kamis (4/10/2018).
Menurut Wimboh, tren kenaikan suku bunga tidak serta merta menahan laju permintaan kredit. Dunia usaha terlihat menggeliat dengan membaiknya harga komoditas, seperti batu bara dan kelapa sawit.
Selain itu, perbankan di dalam negeri memiliki ruang yang cukup untuk menyerap dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Satu di antaranya adalah melalui efisiensi dengan menerapkan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel