Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Annual Meeting IMF-WBG 2018: Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadir Bahas 4 Isu Utama

Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri Annual Meeting IMF-World Bank Group (WBG) 2018 untuk turut membahas empat isu utama.
Anggota delegasi mengurus tanda pengenal untuk mengikuti Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 di pusat registrasi di Hotel Nusa Dua Beach, Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018)./ANTARA-Wisnu Widiantoro
Anggota delegasi mengurus tanda pengenal untuk mengikuti Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 di pusat registrasi di Hotel Nusa Dua Beach, Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018)./ANTARA-Wisnu Widiantoro

Bisnis.com, MANGUPURA – Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri Annual Meeting IMF-World Bank Group (WBG) 2018 untuk turut membahas empat isu utama.

Keempat isu itu adalah pembahasan human capital development index, ekonomi digital, keuangan syariah, dan bantuan kebencanaan. Hal tersebut dikemukakan Ketua Harian Panitia Nasional Annual Meeting IMF-WBG 2018 Susiwijono Moegiarso. 
 
“Presiden dijadwalkan hadir pada 11-12 Oktober 2018, sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 10 Oktober 2018 dan 13 Oktober 2018. Kehadiran keduanya untuk turut menghadiri sejumlah pembahasan terkait empat isu utama,” tuturnya, Senin (8/10/2018).
 
Susiwijono menjelaskan human capital development index akan dipakai di seluruh dunia dalam mengukur pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun ekonomi digital disebut sebagai isu penting yang diusulkan oleh Indonesia.

“Saat ini, masih berbeda kebijakan dari beberapa negara, sehingga nanti kami akan rilis 12 prinsip tentang bagaimana suatu negara mengembangkan financial technology (fintech),” ungkapnya.

Pembahasan mengenai keuangan syariah juga akan dilakukan secara spesifik. Sama seperti ekonomi digital, isu ini diusulkan oleh Indonesia yang merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar dunia.

Untuk isu bantuan kebencanaan, nantinya pertemuan yang dilakukan bukan sekadar penggalangan dana tapi bentuk kontribusi dari berbagai negara mengenai bencana.  

“Pertemuan ini akan menyusun Disaster Risk Finance and Insurance (DRFI), yakni bagaimana nantinya ada skema pembiayaan dalam mengatasi risiko bencana dan asuransi pascabencana,” jelas Susiwijono.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper