Bisnis.com, NUSA DUA - Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus melanjutkan kebijakan moneternya yang pre-emptive dan ahead the curve.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan kebijakan tersebut akan ditempuh bank sentral untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.
“Kebijakan kami akan tetap mengkalibrasi kondisi dunia dan kami akan meneruskan kebijakan moneter yang pre-emptive, ahead the curve," tegas Perry dalam sambutan dalam seminar bertajuk Indonesia Investment Forum 2018 “A New Paradigm in Infrastructure Financing”, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).
Dia menambahkan BI akan menjaga defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tidak melebar hingga melebihi 3% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun ini dan lebih dari 2,5% pada 2019.
Terkait dengan rupiah, BI menjelaskan stabilitas nilai tukar tetap menjadi prioritas. Perry mengungkapkan bank sentral akan menjaga bank sentral sesuai dengan mekanismenya.
Rupiah pada hari ini, Selasa (9/10), diperdagangkan di level Rp15.235 per dolar AS atau melemah 0,11%. Kurs rupiah merosot ke level terendah baru dalam dua dekade terakhir.
Baca Juga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel