Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Rilis Indeks Pembangunan Manusia Terbaru, Ini Temuan Menariknya!

Bank Dunia resmi meluncurkan indeks pembangunan manusia atau human capital index (HCI) baru dalam agenda Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018, Nusa Dua, Bali. 56% anak-anak yang lahir hari ini di seluruh dunia akan kehilangan lebih dari setengah potensi pendapatan seumur hidup mereka karena pemerintah mereka saat ini belum melakukan investasi.
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyampaikan paparan pada High Level Dialogue Disaster Risk Financing and Insurance in Indonesia dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di BICC Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyampaikan paparan pada High Level Dialogue Disaster Risk Financing and Insurance in Indonesia dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di BICC Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, NUSA DUA — Bank Dunia resmi meluncurkan indeks pembangunan manusia atau human capital index (HCI) baru dalam agenda Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali 8-14 Oktober 2018.

Penelitian Bank Dunia terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (11/10/2018) memberi para pembuat kebijakan bukti kuat bahwa pencapaian hasil yang lebih baik terkait kesehatan dan pembelajaran anak-anak dapat secara signifikan meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara dengan manfaat keuntungan jauh di masa depan.

Indeks pembangunan manusia (IPM), yang diluncurkan hari ini di Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group, menunjukkan bahwa 56% anak-anak yang lahir hari ini di seluruh dunia akan kehilangan lebih dari setengah potensi pendapatan seumur hidup mereka karena pemerintah mereka saat ini belum melakukan investasi yang efektif pada penduduk untuk memastikan populasi yang sehat, berpendidikan, dan tangguh siap untuk tempat kerja di masa depan.

Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim mengungkapkan Human Capital telah menjadi faktor kunci di balik pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tingkat pengurangan kemiskinan di banyak negara pada abad ke-20, terutama Asia Timur.

"Bagi masyarakat yang paling miskin, modal manusia sering menjadi satu-satunya modal yang mereka miliki," tuturnya dalam agenda Annual Meetings IMF-World Bank 2018, Kamis (11/10/2018).

Indeks baru itu mengukur jumlah Modal Manusia yang dapat dimiliki anak yang lahir saat ini ketika dia mencapai usia 18 tahun, dengan mempertimbangkan risiko kesehatan dan pendidikan yang buruk yang berlaku di negara tempat dia tinggal. Indeks mengukur jarak masing-masing negara ke titik batas di mana pendidikan dilaksanakan secara lengkap dan kesehatan secara penuh untuk anak yang lahir hari ini.

Ukurannya meliputi kelangsungan hidup, terkait Akankah anak-anak yang lahir hari ini bertahan hidup hingga mereka mencapai usia sekolah, lalu sekolah seberapa banyak masa sekolah yang akan mereka selesaikan dan berapa banyak yang akan mereka pelajari dan kesehatan, apakah mereka akan meninggalkan bangku sekolah dengan kesehatan yang baik, siap untuk belajar lebih lanjut atau bekerja saat mereka dewasa.

“Modal manusia adalah pendorong kunci pertumbuhan ekonomi inklusif yang berkelanjutan. Namun demikian, investasi dalam kesehatan dan pendidikan belum mendapatkan perhatian yang layak," katanya.

Menurutnya, indeks ini menghubungkan langsung perbaikan hasil di bidang kesehatan dan pendidikan, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi. 

Jim Yong Kim berharap ini mendorong negara-negara untuk mengambil tindakan segera dan berinvestasi lebih banyak dan lebih efektif pada masyarakat mereka. "Standar dan kebutuhan terkait pendidikan, kesehatan, keterampilan untuk semua orang meningkat," tambah Kim.

HCI mencerminkan produktivitas sebagai pekerja masa depan, dibandingkan dengan apa yang bisa terjadi jika dia memiliki kesehatan yang baik dan pendidikan yang lengkap serta berkualitas tinggi, dalam skala dari nol hingga satu, dengan 1 sebagai skor yang terbaik.

Jika skor suatu negara misalnya 0,5 berarti individu dan negara secara keseluruhan kehilangan setengah potensi ekonomi masa depan mereka. Dalam perhitungan selama 50 tahun, ini berarti kerugian ekonomi yang mendalam, kerugian tahunan 1,4% dalam pertumbuhan PDB.

Indeks merupakan peringkat di mana suatu negara saat ini berada dalam hal produktivitas generasi pekerja berikutnya. Indonesia pun sudah menjadi salah satu dari 28 negara yang mengadopsi awal indeks tersebut Negara lain, diantaranya Filipina, Pakistan, Mesir dan Arab Saudi.

"Membangun modal manusia penting bagi semua negara di semua tingkat pendapatan untuk bersaing dalam ekonomi masa depan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper