Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Incar Defisit Keseimbangan Primer Rp0, Realistiskah?

Bisnis.com, JAKARTA - Menginjak tahun kelima, pemerintah memiliki target yang cukup ambisius untuk mengembalikan keseimbangan primer yang defisit mendekati ke titik Rp0 bahkan surplus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani/JIBI/BISNIS-Rinaldi Mohamad Azka
Menteri Keuangan Sri Mulyani/JIBI/BISNIS-Rinaldi Mohamad Azka

Bisnis.com, JAKARTA - Menginjak tahun kelima, pemerintah memiliki target yang cukup ambisius untuk mengembalikan keseimbangan primer yang defisit mendekati ke titik Rp0 bahkan surplus.

Data Kementerian Keuangan, keseimbangan primer mulai tercatat defisit sejak 2012, saat itu besaran defisit keseimbangan primer mencapai 0,16% dari PDB. Kondisi ini memuncak pada 2015, saat itu defisit keseimbangan primer mencapai 1,23% dari PDB.

Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu penyebab membengkaknya defisit keseimbangan adalah shortfall penerimaan pajak yang cukup lebar, realisasi penerimaan pajak saat itu hanya 81,5% dari target APBN Perubahan 2015 senilai Rp1.294 triliun.

Shortfall penerimaan pajak kala itu, juga membuat defisit anggaran tembus pada angka 2,59%. Atau yang tertinggi sejak 2012.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa optimisme pemerintah soal defisit keseimbangan primer tersebut bisa didorong oleh kemampuan membayar bunga utang dari sumber pendapatan negara (pajak dan PNBP) meningkat.

"Tren penurunan tersebut terjadi sejak 2014 yaitu dari Rp93,3 triliun [0,92% terhadap PDB] menjadi Rp64,8 triliun [0,44% terhadap PDB]," jelasnya dikutip dari keterangan resmi, Selasa (23/10/2018).

Untuk tahun ini, pemerintah memproyeksikan keseimbangan primer mencapai 0,44% dari PDB dan akan terus mengecil pada angka 0,13% atau Rp21,7 triliun dari PDB. Namun demikian, tantantan dari aspek penerimaan, meskipun perlahan mulai mengalami perbaikan tetap menghadang, jika tren shortfall penerimaan pajak tak segera diakhiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper