Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stabilitas Rupiah Beri Peluang BI Tahan Suku Bunga

Volatilitas rupiah yang terjaga menjadi salah satu alasan bank sentral menahan suku bunga acuan tahun ini. 
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA--Volatilitas rupiah yang terjaga menjadi salah satu alasan bank sentral menahan suku bunga acuan tahun ini. 

Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara menuturkan depresiasi Rupiah pada September 2018 mencapai 2,07% dan kembali melemah pada Oktober ini.

"Dengan perkembangan ini, maka secara year to date (ytd) sampai dengan 22 Oktober 2018, Rupiah terdepresiasi 10,65% atau masih lebih rendah dari pelemahan yang terjadi di Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki," papar Mirza.
 
Ke depan, dia menegaskan BI terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar, didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan. 

Kebijakan BI tersebut diarahkan untuk menjaga volatilitas Rupiah serta kecukupan likuiditas di pasar sehingga tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Selepas RDG BI pada pukul 15:18 WIB, Selasa (23/10), rupiah melemah sebesar 0,12% menjadi Rp15.205.

Ekonom PT Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menuturkan stabilnya nilai tukar memberikan ruang bagi BI untuk menahan suku bunganya. Tidak hanya itu, kondisi ini juga membuka peluang bagi bank sentral untuk mengakumulasi kembali cadangan devisanya. 

"Namun, kami melihat bank sentral akan mengisi kembali amunisinya sebelum kembali mengetatkan kebijakan moneternya November mendatang," ujar Satria. 

Langkah pengetatan tersebut akan diambil untuk merespon langkah pasti bank sentral AS menaikkan suku bunga pada FOMC Meeting Desember.

"BI perlu menaikkan suku bunga sekali lagi tahun ini untuk tetap ahead the curve, serta menjaga daya tarik aset keuangan dalam negeri dan rupiah dari risiko arus modal keluar," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper