Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas Optimistis Rasio Gini Turun pada 2019

Pemerintah optimistis target rasio gini 2019 dapat tercapai sejalan dengan tren penurunan rasio gini sejak 2012.
Pencairan Dana Bantuan Program Keluarga Harapan./Antara
Pencairan Dana Bantuan Program Keluarga Harapan./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah optimistis target rasio gini 2019 dapat tercapai sejalan dengan tren penurunan rasio gini sejak 2012.

Sejak berhentinya booming komoditas pada 2012, rasio gini yang mencapai 0,41 berangsur turun dan pada Maret 2018 mencapai 0,389.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonard Tampubolon menuturkan tren penurunan rasio ketimpangan mesti terus dijaga melalui belanja perlindungan sosial yang dilakukan pemerintah.

"Menurunkan pendapatan orang kaya tidak mungkin dilakukan, menaikkan pendapatan orang miskin itu yang dilakukan pemerintah, itu yang dianggap berhasil makanya bisa turun. Dengan menaikkan segala macam, menaikkan pendapatan yang bawah," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (7/11/2018).

Berdasarkan APBN 2019, pemerintah menargetkan perlindungan sosial bagi 40% masyarakat berpenghasilan terendah.

Alokasi Program Keluarga Harapan (PKH) meningkat menjadi Rp34,4 triliun, dari hanya Rp19,3 triliun pada 2017, untuk mendukung peningkatan nilai manfaat menjadi dua kali lipat menjadi 10 juta keluarga miskin.

Perluasan cakupan Penerima Bantuan Iuran (PBI) untuk BPJS Kesehatan dari 86,4 juta jiwa pada 2015 menjadi 96,8 juta pada 2019. Sementara itu, penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) terus diperluas dari 1,2 juta pada 2017, menjadi 10 juta pada 2018 dan direncanakan 15,6 juta pada 2019.

"Itu variasi yang penting secara nasional, trennya sudah ke bawah itu yang harus kita jaga terus. Pokoknya kami yakin ke depan itu akan turun karena target di 2019 masih di 3,8-3,85," jelas Leonard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper