Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Panin Bidik Pelaku UMKM di Sektor Manufaktur

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) berencana mengoptimalkan penyaluran kredit ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM terutama yang bergerak di sektor manufaktur domestik.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) berencana mengoptimalkan penyaluran kredit ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM terutama yang bergerak di sektor manufaktur domestik.

Wakil Direktur Utama Bank Panin Roosniati Salihin menyatakan, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit pada segmen UMKM secara keseluruhan dapat meningkat sekitar 6% pada 2018.

“UMKM kan yang menengah kecil biasanya tidak terimbas dengan masalah global, ini manufacturing untuk keperluan domestik,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (18/11/2018).

Selain berfokus pada segmen UMKM, dari sisi penghimpunan dana perseroan juga mengharapkan proporsi dana murah dapat terus meningkat. Hal ini disebabkan untuk mengantisipasi peningkatan beban bunga seiring dengan dengan pengetatan kebijakan moneter.

Namun demikian, dia mengatakan bahwa pertumbuhan dana murah dari produk giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) masih akan melihat perkembangan situasi pada tahun depan. Selain kondisi geopolitik yang dipicu intrik China dan Amerika Serikat, Roosniati menilai pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada tahun depan juga meningkatkan ketidakpastian ekonomi di dalam negeri.

Kendati demikian dia menuturkan masih ada potensi pertumbuhan yang positif pada tahun depan seiring dengan perang dagang antara Amerika dan China yang diprediksi akan sedikit mereda. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai kisaran 5% lebih dengan inflasi berada di kisaran 3%.

“Semestinya dengan infrastruktur yang jauh lebih baik maka distribusi barang menjadi lancar. Ekonomi itu dinamis sehingga bisa saja naik turun, asalkan situasi kondisi sosial politik dapat dijaga. Pebisnis tidak minat dagang kalau keadaan tidak tenang,” ungkapnya.

Di samping itu, Roosniati mengatakan bahwa perseroan juga akan menjaga pertumbuhan aset, baik kredit dan nonkredit. Sampai dengan akhir kuartal III/2018, aset kredit meningkat sekitar Rp5 triliun, namun total aset menurun karena perseroan harus mengurangi obligasi dengan yield yang menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper