Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR GLOBAL 29 NOVEMBER: Asia Menyimpan Potensi Besar, RI Akan Angkat 5 Isu Global

Berita terkait nilai kekayaan konglomerat serta KTT G20 menjadi sorotan media nasional pada hari ini, Kamis (29/11/2018).
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, bersiap memimpin rapat terbatas persiapan pelaksanaan Asian Para Games ke-3 di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, bersiap memimpin rapat terbatas persiapan pelaksanaan Asian Para Games ke-3 di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Berita terkait nilai kekayaan konglomerat serta KTT G20 menjadi sorotan media nasional pada hari ini, Kamis (29/11/2018).

Berikut rangkuman berita utama di sejumlah media nasional:         

Asia Menyimpan Potensi Besar. Kekayaan yang dimiliki high net worth individuals (HNWI) atau yang biasa disebut sebagai konglomerat secara global meningkat hingga mencapai US$70 triliun untuk pertama kalinya. (Bisnis Indonesia)

RI Akan Angkat 5 Isu Global. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla akan mengusung beberapa isu global yang dinilai krusial oleh pemerintah Indonesia dalam pertemuan KTT G20 yang diselenggarakan pada 30 November—1 Desember 2018 di Buenos Aires, Argentina. (Bisnis Indonesia)

Pertemuan Trump dan Putin Kemungkinan Batal. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyuarakan kemungkinan untuk membatalkan pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menyusul konfrontasi laut antara Rusia dan Ukraina. (Investor Daily)

G-20 Dihadapkan pada Tantangan Para Anggotanya. Para pemimpin global berkumpul di ibukota Argentina, Buenos Aires, untuk pertemuan puncak G-20 yang dimulai pada Jumat mendatang. Pertemuan tahun ini akan didominasi oleh memanasnya ketegangan internasional atas masalah perdagangan. (Investor Daily)

PHK Massal Digelar Korporasi Besar Dunia. General Motors (GM) terus dirudung masalah. Setelah berencana memecat 14.000 karyawan serta menutup lima pabrik yang berada di Amerika Utara, perusahaan otomotif asal Amerika Serikat ini juga terancam kehilangan subsidi. (Kontan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper