Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadev November Naik US$2 Miliar, Ini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan akan terus melihat dinamika yang terjadi pada akhir tahun ini, pasalnya dari sisi global masih akan banyak keputusan yang akan dibuat pada tingkat korporasi maupun policy.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan akan terus melihat dinamika kenaikan cadangan devisa yang terjadi pada akhir tahun ini, karena dari sisi global dinilai masih akan banyak keputusan yang akan dibuat pada tingkat korporasi maupun policy.

Cadangan devisa diberitakan mengalami peningkatan US$2 miliar menjadi US$117,2 miliar pada akhir November 2018, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$115,2 miliar. 

Menurut Sri Mulyani saat ini ada hal positif yang bisa menjadi penggerak, terutama dari sisi korporasi yang ingin menutup buku tahun ini dengan baik.

"Hingga akhir tahun ini sebetulnya kalau dari global banyak sekali keputusan akan dibuat pada tingkat korporasi maupun policy. Ada sentimen positif yang bisa men-drive, terutama korporasi yang ingin menutup buku tahun ini secara baik," ujarnya di sela acara Pelantikan Pejabat Eselon I Kementerian Keuangan, Jumat (7/12/2017) malam.

Oleh sebab itu pihaknya akan bereaksi secara hati-hati terhadap perubahan yang ada tersebut. "Kita manfaatkan sentimen positif itu, tetapi kita juga harus antisipatif terhadapnya langkah-langkah yang akan datang," tegasnya.

Kendati demikian, pihaknya masih enggan memperkirakan apakah dana Cadev tersebut akan terus mengalami peningkatan lagi di penghujung tahun ini. Dirinya mengaku akan terus memperkuat faktor fundamental yang mengkontribusi hal tersebut.

"Yang penting faktor fundamentalnya kita perkuat, faktor fundamental yang mengkontribusikan itu, terutama dari sisi yang paling bagus, ya dari ekpor impor dan capital inflow," ujarnya.

Sebelumnya diketahui bahwa setelah mengalami tren penurunan sejak awal tahun, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat mulai mengalami peningkatan. 

Cadangan devisa naik US$2 miliar menjadi US$117,2 miliar pada akhir November 2018, dibandingkan dengan US$115,2 miliar pada bulan sebelumnya. 

Direktur Departmen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan mengungkapkan peningkatan cadangan devisa pada November 2018 terutama berasal dari penerimaan devisa migas, penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah, dan penerimaan devisa lainnya yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah. 

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," papar Junanto, Jumat (7/12). 

Dari data BI, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.  

Junanto mengemukakan cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper