Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN DARI HONG KONG: Bank Indonesia Gunakan Semua Amunisi Jaga Rupiah

Di tengah tekanan terhadap rupiah akibat faktor global, Bank Indonesia mengerahkan semua amunisi intervensi, mulai dari intervensi dan lelang DNDF, intervensi pasar spot dan pembelian SBN.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (27/11/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (27/11/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, HONG KONG - Di tengah tekanan terhadap rupiah akibat faktor global, Bank Indonesia mengerahkan semua amunisi intervensi, mulai dari intervensi dan lelang DNDF, intervensi pasar spot dan pembelian SBN.

Direktur Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menuturkan pada sesi sore bank sentral membuka lelang DNDF dari pukul 15.30 hingga 16.00 WIB.

"Langkah yang ditempuh Bank Indonesia diperlukan untuk memastikan nilai tukar Rupiah tidak melemah terlalu tajam dan keyakinan masyarakat terjaga," papar Nanang, Selasa (11/12).

Rupiah yang sempat melemah di sesi siang ke level Rp14.660 atau turun -0.68%, kembali menguat dana ditutup ke Rp14.590 atau hanya melemah -0.36%.

Namun, Nanang menegaskan hampir seluruh mata uang Asia ditutup melemah. Dia mengakui menjelang akhir tahun ini stabilitas rupiah kembali mendapat ujian karena meningkatkanya ketidakpastian terkait prospek ekonomi global, menungkatnya kembali tensi sengketa dagang, proses penyelesaian Brexit yang masih penuh tantangan, serta mundurnya gubernur bank sentral India.

"Perkembangan ini menyebabkan seluruh mata uang Asia melemah, termasuk rupee India yang paling besar pelemahannya," ujarnya.

Dalam perkembangan terakhir rencana PM Inggris Theresa May menunda voting EU Withdrawal Agreement di Parlemen Inggris dari sedianya diselenggarakan Selasa 11 Desember 2018 karena kurangnya dukungan dari anggota parlemen sehingga mendorong pelemahan tajam mata uang Pound Sterling (GBP).

Sentimen negatif di pasar negara berkembang semakin diperkeruh pengunduran diri Gubernur Reserve Bank of India yang semakin meningkatkan ketidakpastian ekonomi India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper