Bisnis.com, JAKARTA – Dana pensiun beraset kecil dinilai memiliki keterbatasan dalam menginvestasikan dana kelolaan mereka. Sebaliknya, dapen beraset besar diyakini bakal aktif berinvestasi pada tahun ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Bambang Sri Muljadi menilai dapen-dapen kecil umumnya menempatkan dana kelolaan pada instrumen aman, yaitu deposito. “Kalau deposito kan tidak berubah signifikan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (3/1/2018).
Selain itu, sambungnya, dapen-dapen tersebut juga memiliki dana yang tidak fleksibel. Misalnya, dapen-dapen itu biasanya mendapatkan penambahan dana yang tidak besar. Baik itu dana dari iuran peserta maupun pendiri.
“Paling-paling ditaruh di deposito terlebih dahulu. Nah pas ada emiten rilis obligasi, [mereka] tidak ada duitnya [untuk investasi]. Agak dilematis,” katanya.
Sementara itu, dia menilai sebanyak 20%-30 % pelaku dapen akan cenderung atraktif berinvestasi di pasar modal pada tahun ini.
Mereka adalah dapen-dapen besar yang berinvestasi di saham dan obligasi. Namun hal tersebut tidak berlaku jika mereka menanamkan dana kelolaannya untuk investasi jangka panjang.
“Kalau dia tahan [instrumen investasinya] tidak menikmati [keuntungan],” katanya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per November 2018, pelaku dapen berjumlah 232 terdiri atas 164 dana pensiun pemberi kerja - program pensiun manfaat pasti (DPPK-PPMP), 44 dana pensiun pemberi kerja - program pensiun iuran pasti (DPPK-PPIP), dan 24 dana pensiun lembaga keuangna (DPLK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel