Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK : Rasio Permodalan Bank Masih Sehat

Rasio permodalan perbankan diklaim masih sehat kendati baru saja melewati tahun yang berat pada 2018 lalu.
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Rasio permodalan perbankan diklaim masih sehat kendati baru saja melewati tahun yang berat pada 2018 lalu.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan pada 2018 OJK intermediasi sektor keuangan dapat terjaga dengan baik, seperti pada angka pertumbuhan kredit perbankan yang terus melanjutkan tren peningkatan sebesar 12,9%, tumbuh signiflkan dibandingkan 2017 sebesar 8,24%.

Akselerasi kredit dan pembiayaan diikuti dengan profll risiko kredjt yang terjaga. Rasio gross kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan juga dalam tren menurun sebesar 2,37% dengan NPL net 1,14%.

Likuidjtas perbankan juga masih memadai meskipun rasio kredit terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat menjadi 92.6%. Hal ini, dapat dilihat dari excess reserve perbankan yang tercatat sebesar Rp529 triliun.

“Dari kondisi tersebut, permodalan perbankan juga terpantau masih cukup memadai dalam menghadapi tantangan ke depan. CAR [Capital Adequacy Ratio] perbankan tercatat sebesar 23,32%,” katanya pekan lalu.

Menurut Wimboh, capaian tahun lalu merupakan modal yan penting bagi perbankan untuk tumbuh lebih baik dan meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan katalis keberhasilan reformasi struktural.

Tahun ini, Wimboh melanjutkan, dengan proyeksi perekonomian yang diperkirakan mampu tumbuh 5,3% dengan inflasi yang terjaga di level 35%, kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan diperkirakan tumbuh kuat dengan pertumbuhan kredit perbankan di kisaran 13,1%, dengan rasio NPL diproyeksikan masih akan melanjutkan tren menurun pada akhir 2019 nanti.

Pertumbuhan dana pihak ketiga diperkirakan juga meningkat menjadi 8%-10%. Optimisme juga turut diperlihatkan oleh pelaku perbankan yang tercermin dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2019 yang menargetkan ekspansi kredit dan DPK masing-masing sebesar 12,06% dan 11,49%.

Sementara melihat dari catatam OJK per Oktober 2018 CAR industri perbankan secara umum menunjukkan posisi 22,97% atau lebih dari dari posisi Oktober 2017 sebesar 23,42%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menambahkan dengan refleksi CAR secara keseluruhan pada tahun lalu 23,32% artinya masih mengindikasi jika kesehatan perbankan tidak diragukan lagi.

Kondisi itu juga diyakini masih cukup untuk mengejar target pertumbuhan kredit perbankan tahun ini yang ditetapkan secara industri sekitar 13%.

Sementara, secara likuiditas industri per kategori bank pihaknya mengakui kebutuhan  masing-masing yang berbeda.

“Bantalan likuiditas itu yang terpenting tidak ada kekhawatiran lalu terkait likuiditas kami masih akan terus melihat bagaimana BUKU III atau yang lainnya. Pastinya sejauh ini belum ada kegiatan signifikan dalam pemindahan dana yang sampai memerlukan tindakan OJK,” katanya.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudjaja mengatakan tahun ini perseroan masih akan menjaga CAR dalam kisaran 17%. Pasalnya, selama masih berada pada angka tersebut atau tier 1 di atas 19%, perseroan menilai masih sangat cukup.

Menurutnya, dengan permodalan yang ada perseroan masih bisa mengoptimalkan segala peluang yang ada. “Kami mau optimalkan saja, sekarang CAR relatif pas karena cukup untuk mengambil peluang juga.”

Parwati mengemukakan ke depan perseroan masih akan berfokus mengejar pertumbuhan DPK dengan harapan 10% - 15% pada tahun ini dengan pertumbuhan kredit yang dijaga pada kisaran 10%-13%.

Strateginya, perseroan akan lebih berfokus pada peningkatan layanan yang diberikan kepada nasabah. Termasuk kemudahan nasbaah bertransaksi dan nilai tambah yang perseroan bisa berikan kepada nasabah.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo sepakat CAR perseroan yang saat ini sebesar 21,6% dengan kebutuhan hanya pada level 16,5% - 17% diklaim masih sangat kuat. Bahkan kelebihan modal sekitar 4% atau senilai Rp30 trilium – Rp35 triliun akan digunakan untuk ekspansi perseroan tahun ini.

“Jadi CAR tidak ada isu, LDR yang masih akan terus kami jaga larena dana valas turun akibat outflow tinggi. Sekarang harapannya inflow masuk sehingga DPK bisa tumbuh 10% dan kredit pada 12% plus minus 1,” ujarnya.

 CAR Perbankan :

 2018*   : 22,97%

2017       :23,18%

2016      : 22,93%

2015       : 21,39%

 *sampai Oktober

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2018

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper