Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Permata Diyakini Bakal Dilepas Astra dan SCB, Ini Analisisnya

PT RHB Sekuritas menilai Mizuho Financial Group (MFG) akan menjadi pembeli potensial saham PT Bank Permata Tbk. Bank asal Jepang tersebut telah lama memasang mata ke industri perbankan Tanah Air. 
Nasabah beraktivitas di Bank Permata./Bisnis-Dwi Prasetya
Nasabah beraktivitas di Bank Permata./Bisnis-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT RHB Sekuritas menilai Mizuho Financial Group (MFG) akan menjadi pembeli potensial saham PT Bank Permata Tbk. Bank asal Jepang tersebut telah lama memasang mata ke industri perbankan Tanah Air. 

“Kami yakin pemegang saham mayoritas Bank Permata, Astra dan Standard Chartered terbuka terhadap kemungkinan divestasi,” kata analis RHB Sekuritas Alvin Baramuli dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (21/1/2019).

Dalam riset yang dilakukan 20 Desember 2018, Alvin menjelaskan bahwa investasi yang digelontorkan pemegang saham pengendali (PSP) akan lama mencapai titik impas. Pasalnya emiten berkode saham BNLI membukukan pendapatan kurang dari Rp1 triliun. 

Alvin juga menjabarkan bahwa valuasi BNLI tergolong murah dibandingkan dengan bank besar lain. Dengan kondisi perseroan saat ini, pemegang saham dapat melepas kepemilikan di bawah satu kali nilai buku atau 1x PBV (price to book value). 

Seperti diketahui dalam beberapa tahun terakhir, dua bank dalam negeri telah dicaplok oleh investor Jepang. PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. dibeli oleh Sumitomo Mitsui Bangking Corporation (SMCB) pada 2013 dengan valuasi 4,5x PVB. Kemudian pada 2017—2018 Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menjadi pemegang saham mayoritas PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan 2x PBV. 

Bisnis mencatat isu pelepasan saham BNLI oleh PSP telah muncul sejak tahun lalu. Setelah perusahaan investasi asal Amerika Serikat, kini giliran bank Jepang disebut-sebut berminat mengakuisisi.

PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank selaku PSP berulang kali menyatakan komitmen untuk tetap berada di Bank Permata. Keduanya berbagi rata 89,12% kepemilikan BNLI

Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan mengatakan wacana penjualan saham dan masuknya investor baru tepat dimunculkan untuk bank yang memiliki valuasi murah. Pun tidak ada larangan memunculkan wacana pelepasan saham. Pemegang saham saat ini dan juga bank akan mendapat untung karena mendapat sentimen positif. 

Adapun seperti diberitakan Bisnis, Senin (21/1/2018) siang, BNLI menjadi pendorong utama terhadap berlanjutnya penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir sesi I perdagangan. Saham Bank Permata melesat 23,40%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper