Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI & CIMB Niaga Andalkan Penyaluran KPR Pada Awal Tahun

Penyaluran kredit perbankan pada awal tahun biasanya cenderung melambat karena faktor musiman. Perbankan pun mengandalkan segmen konsumsi untuk menjaga agar fungsi intermediasi tetap jalan.
Ilustrasi/uangteman.com
Ilustrasi/uangteman.com

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran kredit perbankan pada awal tahun biasanya cenderung melambat karena faktor musiman. Perbankan pun mengandalkan segmen konsumsi untuk menjaga agar fungsi intermediasi tetap jalan.

VP Consumer Lending PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Egos Mahar menyampaikan segmen konsumsi tidak mengenal istilah wait and see, seperti dua segmen kredit lainnya, yakni modal kerja dan investasi.

Perseroan pun masih optimistis dengan pertumbuhan segmen konsumsi yang ditargetkan tumbuh hingga di atas 15% pada tahun ini. 

"Kami masih yakin dapat mencapai pertumbuhan digit ganda pada tahun ini karena potensi nasabah eksisting yang cukup besar, baik melalui kerja sama dengan mitra pengembang maupun dengan istitusi pemerintah, BUMN, dan lainnya," kata Egos kepada Bisnis, Selasa (22/1/2019).

Kendati demikian, Egos menyadari bahwa kondisi pada tahun politik yang disertai perlambatan ekonomi memberikan dampak berganda pada segmen konsumsi. Menurutnya, dampak paling terasa pada sektor properti, khususnya pasar menengah ke atas.

Oleh sebab itu, perseroan akan fokus menyasar pembiayaan properti dengan harga di bawah Rp1 miliar dan kredit hunian bersubsidi, seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP.

Pada tahun ini, perseroan merencanakan pembiayaan untuk 10.000 unit rumah bersubsidi. Angka itu meningkat dari realisasi tahun lalu sebesar 7.261 unit. Adapun untuk KPR konvensional, BNI mematok pertumbuhan yang sama dengan tahun lalu, yakni sekitar 10%.

Dari sisi tekanan suku bunga yang terjadi kenaikan pada tahun lalu, Egos mengakui bahwa perseroan harus turut melakukan penyesuaian. Khusus untuk bunga KPR, perseroan telah menaikkan sebesar 50 basis poin.

"Kalau strategi khusus penyaluran KPR pada tahun ini kami tidak ada. Kami lebih memilih untuk fokus pada perbaikan layanan utamanya pada kecepatan proses yang akan ditingkatkan," ujar Egos.

Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan sepakat dengan BNI. Menurutnya, tantangan pada tahun ini masih untuk penyaluran kredit dengan plafon (ticket size) besar yang relatif turun. Alhasil, fokus perseroan pun mulai beralih pada ticket size medium atau di bawah Rp1 miliar. "Kelas menengah menjadi penting termasuk ke primary market. Ticket size besar mungkin cenderung wait and see, meski kami masih akan melihat kecenderunganya usai kuartal I/2019 ini," katanya.

Secara tren, menurutnya, pada kuartal I acapkali terjadi penurunan penyaluran kredit. Namun, perseroan masih positif, sehingga menargetkan pertumbuhan KPR sekitar 12% - 15%. Angka itu, berkaca dari perolehan pertumbuhan KPR yang hampir menyentuh angka 12% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper