Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Mandiri: Capital Inflow dapat Perbaiki Likuiditas Perbankan

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Anton Hermanto Gunawan mengatakan ada kemungkinan arus masuk modal portofolio pada tahun ini dapat membuat likuiditas perbankan sedikit melonggar.
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta.  Capital Inflow diperkirakan dapat memperbaiki likuiditas perbankan/Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta. Capital Inflow diperkirakan dapat memperbaiki likuiditas perbankan/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Anton Hermanto Gunawan mengatakan ada kemungkinan arus masuk modal portofolio pada tahun ini dapat membuat likuiditas perbankan sedikit melonggar.

“Secara logika, itu bisa saja masuk dari luar, dia tukarkan dolarnya, kemudian dibelanjakan dalam bentuk saham atau bonds, dan biasanya itu cukup besar, itu akan menyebabkan masuk ke dalam sistem perbankan,” kata Anton kepada Bisnis, Jumat (8/7/2019) malam.

Anton mengatakan berdasarkan periode booming harga komoditas dan derasnya arus modal portofolio karena kebijakan Quantitave Easing di Amerika Serikat, pertumbuhan DPK sempat tumbuh tinggi, bahkan mencapai kisaran 20%.

Menurut Anton ketatnya likuiditas pada tahun ini tidak akan terlalu disambut dengan kenaikan suku bunga kredit, meskipun bank sudah mulai mengerek suku bunga dana sejak tahun lalu. Menurut Anton, hal itu juga disebabkan  kualitas aset debitur perbankan saat ini.

Rasio kredit bermasalah, kredit dalam perhatian khusus, dan restrukturisasi kolektabilitas 1 atau rasio risiko kredit masih cukup tinggi, di kisaran 7% hingga 8%. Menurutnya, hal ini menunjukkan kualitas aset yang belum sepenuhnya membaik dan dapat menjadi alasan kuat untuk bank tidak menaikkan suku bunga kredit.

“Sehingga, itu kan mencerminkan pool of debiturs-nya masih banyak yang terlalu sehat banget nih, sehingga kalau mau dengan pool yang sehat terbatas, maka akan berebutan. Mereka akan reluctant untuk kasih kredit,” jelas Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper