Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Menengah Mulai Aktif Himpun Dana dari Pasar Modal

Sejumlah bank skala menengah mulai gesit menambah likuiditas lewat penghimpunan dana dari pasar modal sejak kuartal I/2019.
Bank Mantap/Bisnis.com-Kristianto
Bank Mantap/Bisnis.com-Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank skala menengah mulai gesit menambah likuiditas lewat penghimpunan dana dari pasar modal sejak kuartal I/2019.

Setidaknya ada 5 bank skala menengah yang telah mencari dana nonkonvensional lewat emisi sertifikat deposito dan surat utang jangka menengah dengan jumlah total Rp3,34 triliun.

Mengutip keterangan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), empat bank menerbitkan sertifikat deposito (negotiable certificate deposit/NCD) dan satu bank menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes / MTN).

Salah satu contoh yakni PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) lewat penerbitan negotiable certificate deposit (NCD) II Bank Mandiri Taspen 2019.

Direktur Bisnis Bank Mantap Nurkholis Wahyudi mengatakan respon pasar cukup menggembirakan sehingga penyerapan NCD tersebut mencapai dua kali lipat dari target semula.

“Realisasi penerbitan NCD kami menggembirakan, dari target sebesar Rp500 miliar, kami oversubscribe dan dana yang berhasil dihimpun perseroan sebesar Rp1 triliun,” katanya kepada Bisnis, Selasa (5/3/2019).

Penghimpunan dana dari pasar modal tersebut, kata Nurkholis, tidak membebani perseroan dengan tingkat bunga yang terlalu tinggi.

“Besaran suku bunga NCD juga masih dalam batas toleransi kami dan kami rasa masih cukup bersaing di market, di mana untuk 6 bulan dengan rate 8,04% per tahun dan 8,40% per tahun untuk tenor 12 bulan,” katanya.

Selain emisi NCD yang telah berhasil dilakukan, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini juga berniat menghimpun dana-dana nonkonvensional lewat emisi obligasi.

Saat ini, Bank Mantap sedang mengkaji untuk menerbitkan obligasi pada tahap berikutnya. Sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) yang telah dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Mantap berencana akan menerbitkan obligasi di kisaran Rp1 triliun - Rp2 triliun pada semester II/2019.

Adapun waktu pelaksanaan dan tingkat bunganya akan disesuaikan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan perseroan. Sampai dengan akhir tahun 2019, estimasi wholesale funding yang akan diterbitkan Bank Mantap berkisar Rp2 triliun – Rp3 triliun.

Penghimpunan dana tersebut, kata Nurkholis, demi menunjang kebutuhan dana perseroan sesuai rencana ekspansi bisnis pada tahun ini.

“Melalui penghimpunan dana via wholesale funding (NCD dan Obligasi), kami akan secara bertahap memperbaiki struktur funding kami ke tenor yang lebih panjang menyesuaikan dengan karakteristik kredit kami yang bertenor panjang,” ujarnya.

Adapun, berdasarkan laporan keuangan per akhir 2018, rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) Bank Mantap tercatat di level 101,74%, membaik dibandingkan tahun sebelumnya 107,95%.

Dalam kesempatan terpisah sebelumnya, Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso  menuturkan perseroan membidik pertumbuhan kredit dua digit di kisaran 18% - 19%. “Untuk laba ditargetkan naik di atas 30%,” kata Josephus kepada Bisnis,  belum lama ini.

Sepanjang 2018, Bank Mantap membukukan laba bersih Rp333,47 miliar, tumbuh 108,35% dibandingkan 2017 Rp160,05 miliar. Kenaikan itu ditopang pertumbuhan pendapatan bunga dan syariah bersih 76,4% secara year on year (YoY), dari Rp600,32 miliar menjadi Rp1,06 triliun.

Adapun rasio margin bunga bersih (net interest margin / NIM) tercatat naik 47 basis poin menjadi 6,91% dari tahun 2017 sebesar 6,44%. Hal ini linear dengan naiknya volume kredit yang disalurkan pada Januari – Desember 2018 lalu, yakni sebesar Rp15,53 triliun, tumbuh 47,7% (YoY). Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun juga naik 56,8% (YoY), dari Rp9,73 triliun menjadi Rp15,26 triliun.

Realisasi pertumbuhan kredit dan DPK mengerek aset anak usaha Bank Mantap sebesar 53% (YoY) dari Rp13,69 triliun menjadi Rp20,94 triliun.

Selain Bank Mantap, beberapa bank skala menengah lain juga memanfaatkan pendanaan dari pasar modal, seperti MUFG Bank Ltd yang menghimpun Rp1,14 triliun, Bank Victoria sebesar Rp200 miliar, Bank Danamon Rp500 miliar dan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur - Kalimantan Utara (BPD Kaltim Kaltara) sebesar Rp500 miliar. (lihat tabel)

MUFG menerbitkan NCD dengan tingkat bunga hingga 8,2% per tahun pada awal Februari lalu. Matthew Hanzel, Corporate Communications Planning DepartmentMUFG Bank Ltd. Cabang Jakarta, menyatakan dana yang didapat dari emisi NCD IV MUFG Bank Tahap II tahun 2019 akan dimanfaatkan untuk menunjang pertumbuhan bisnis perseroan.

MUFG masih membuka peluang untuk kembali menghimpun pendanaan nonkonvensional untuk keperluang ekspansi bisnis. Hanya saja, Matthew tidak menyebutkan secara spesifik target dana nonkonvensional yang akan diincar perseroan.

“Untuk rencana pendanaan sepanjang tahun ini, kami akan tetap memantau dan menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis kami, serta melihat dan mengantisipasi tren pasar,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Secara terpisah, Direktur Keuangan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Satinder Ahluwalia mengatakan perseroan akan melanjutkan penghimpunan  dana dari pasar modal. Hal itu demi menunjang ekspansi bisnis yang ditargetkan tumbuh 10% - 12% secara tahunan.

Tahap pertama, Bank Danamon menerbitkan MTN senilai Rp500 miliar pada pekan terakhir Februari lalu dengan tingkat bunga 8,15% per tahun. Menurut Ahlu, nilai tersebut telah mencukupi untuk kebutuhan pada paruh pertama tahun 2019.

“Mungkin untuk mencapai growth 10% - 12%, kami masih perlu Rp2 triliun – Rp3 triliun untuk bond. Kalau bisa ada greenbonds dan sukuk, sebab banyak investor yang tertarik untuk bond baru ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper