Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mega Bidik Transaksi Kartu Kredit Transmart Naik 17,6 Persen

PT Bank Mega Tbk. membidik satu sumber utama transaksi kartu kredit, Transmart Mega Card naik 17,64% secara tahunan (year-on-year/yoy) tahun ini, atau menjadi Rp8 triliun. Hal ini diharapkan dapat terealisasi seiring dengan target jumlah kartu beredar yang bertambah sekitar 50.000 keping atau naik 16,66% dibandingkan dengan tahun lalu.
President Director & CEO PT Trans Retail Indonesia Shafie Shamsuddin (tengah) dan Direktur Consumer Banking Bank Mega Diza Larentie (tengah) mempraktikan teknologi nirkabel Transmart Mega Card secara simbolis didampingi oleh Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman di Jakarta, Kamis (14/3/2019)./Bisnis/Muhammad Khadafi
President Director & CEO PT Trans Retail Indonesia Shafie Shamsuddin (tengah) dan Direktur Consumer Banking Bank Mega Diza Larentie (tengah) mempraktikan teknologi nirkabel Transmart Mega Card secara simbolis didampingi oleh Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman di Jakarta, Kamis (14/3/2019)./Bisnis/Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Tbk. membidik satu sumber utama transaksi kartu kredit, Transmart Mega Card naik 17,64% secara tahunan (year-on-year/yoy) tahun ini, atau menjadi Rp8 triliun. Hal ini diharapkan dapat terealisasi seiring dengan target jumlah kartu beredar yang bertambah sekitar 50.000 keping atau naik 16,66% dibandingkan dengan tahun lalu.

“Transaksi belanja ritel di Transmart ini menjadi satu poin penting bagi bisnis kartu kredit kami,” kata Direktur Consumer Banking Bank Mega Diza Larentie kepada Bisnis.com usai meluncurkan rebranding Transmart Mega Card di Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Sepanjang 2018, kartu kredit yang berkerja sama dengan perusahaan ritel tersebut menyumbang 30% terhadap total portofolio kartu kredit.  Diza memproyeksikan angka tersebut masih akan terjaga pada tahun ini.

Adapun, secara total kartu kredit beredar Bank Mega per Desember 2018 sebanyak 1,4 juta kartu. Jumlah tersebut membukukan transaksi sebesar Rp27 triliun tahun lalu. Pada akhir 2019, bank milik konglomerat Chairul Tanjung ini mengincar pertumbuhan 14,81% yoy menjadi Rp31 triliun.

Selain melalui transaksi consumer goods, satu strategi yang dilakukan perusahaan adalah melakukan penetrasi terhadap kaum milenial. Hal itu akan dilakukan dengan mengincar belanja di sektor pariwisata dengan mengadakan travel fair lebih dari 10 kali tahun ini.

Sementara itu, berdasarkan laporan publikasi, Bank Mega mengucurkan kredit senilai Rp42,25 triliun atau naik 19,9% yoy. Capaian itu mendorong aset perusahaan tumbuh tipis, atau 1,78% menjadi Rp83,76 triliun.

Laju kredit tahun lalu itu tidak diikuti oleh dana pihak ketiga (DPK). Kinerja penghimpunan dana sedikit merosot, atau turun 0,89% menjadi Rp60,73 triliun.
“Kami menjaga rasio likuiditas sekitar 70%. DPK dan kredit mengikuti,” kata Diza.

Stagnansi DPK pada tahun lalu mendorong loan to deposit ratio (LDR) perusahaan naik menjadi 67,23%, dari sebelumnya 56,47%. Angka ini terbilang ideal oleh Bank Mega.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper