Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Risiko Resesi, Bank Indonesia Terus Intervensi Pasar

Bank Indonesia menegaskan pihaknya telah turun ke pasar surat utang untuk mengawal stabilitas nilai tukar di Tanah Air yang mengalami gejolak seiring dengan sentimen perlambatan global.
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menegaskan pihaknya telah turun ke pasar surat utang untuk mengawal stabilitas nilai tukar di Tanah Air yang mengalami gejolak seiring dengan sentimen perlambatan global.

Kepala Departemen Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah mengungkapkan pihaknya tidak hanya turun ke pasar SBN, tetapi juga terus aktif melakukan transaksi Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) dan melakukan intervensi di pasar spot valas secara terukur. 

"Rupiah melemah memang dipicu risk off terkait concern perlambatan ekonomi global yang memicu profit taking terutama di emerging markets [Turki, Brazil dan Mexico]," ungkap Nanang saat dihubungi Bisnis, Kamis (28/3/2019).

Saat ini, investor memilih melakukan 'flight to quality' atau menarik asetnya keluar untuk mencari instrumen yang lebih aman (safe haven).

Kekhawatiran perlambatan ekonomi global sangat dipengaruhi oleh pernyataan Gubernur European Central Bank Mario Draghi yang menegaskan pentingnya melanjutkan kebijakan akomodatif. 

Isu resesi tengah melanda negara-negara Eropa dan AS. Di zona Eropa, rilis data manfaktur Jerman dan Perancis menunjukkan performa yang buruk. 

Indeks IHS Markit menunjukkan sektor manufaktur Jerman berkontraksi 44,7 pada Maret dari posisi 47,6 pada Februari 2019. Adapun sektor jasa, tercatat melambat menjadi 54,9, pada Maret ini, turun dari sebelumnya 55,3 pada Februari 2019.

Sementara itu, Sektor manufaktur Perancis mengalami kontraksi menjadi 49,8, pada Maret dari 51,5 bulan sebelumnya, dan sektor jasanya mengalami penurunan menjadi 48,7 dari 50,2 pada Februari 2019.

Di AS, imbal hasil surat utang 10 tahun (US Treasury) mengalami penurunan menjadi 2,36% pada hari ini, Kamis (28/03/2019). Kurva imbal hasil surat utang AS menunjukkan pola pembalikan yang memberikan sinyal kuat akan terjadinya resesi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper