Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akulaku Komitmen Suntik Rp500 Miliar ke Bank Yudha Bhakti

Perusahaan fintech asal China, Akulaku, berkomitmen menyuntikkan modal senilai total Rp500 miliar sepanjang tahun ini kepada Bank Yudha Bhakti. Proses injeksi modal akan dilakukan dalam tiga tahap.
Bank Yudha Bhakti. /bankyudhabhakti
Bank Yudha Bhakti. /bankyudhabhakti

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bank  Yudha Bhakti Tbk. Denny Novisar Mahmuradi menyatakan bahwa perusahaan fintech asal China, Akulaku, berkomitmen menyuntikkan modal senilai total Rp500 miliar sepanjang tahun ini. Proses injeksi modal akan dilakukan dalam tiga tahap. 

Denny mengatakan, masuknya Akulaku diharapkan membawa angin segar bagi Bank Yudha Bhakti. Bukan hanya dalam hal permodalan, tetapi juga terkait dengan transformasi digital yang sedang dilakukan oleh emiten berkode saham BBYB tersebut. Kedua pihak akan bersinergi untuk meningkatkan layanan program perbankan digital. 

"BBYB dengan basis nasabah ritel dan Akulaku dengan kepiawaian dalam bidang teknologi merupakan kombinasi yang sangat potensial untuk unggul dalam bidang perbankan di era digital," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini. 

Sejalan dengan penambahan permodalan tersebut, perseroan optimistis dapat naik kelas dari bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dengan permodalan di bawah Rp1 triliun menjadi BUKU II (permodalan Rp1 triliun—Rp5 triliun) pada semester I/2019. 

BBYB menyatakan seluruh dana yang diperoleh dari hasil PUT II tersebut setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan.

BBYB mencatatkan total aset sebesar Rp4,53 triliun pada akhir 2018, turun 9,41% dari sebelumnya Rp5,0 triliun pada akhir 2017. Penurunan aset tersebut antara lain akibat turunnya penempatan pada Bank Indonesia dan bajnk lain serta penurunan efek.

Dari sisi penyaluran kredit, total yang diberikan perseroan mencapai Rp3,94 triliun, relatif stagnan dari sebelumnya sebesar Rp3,91 triliun pada tahun sebelumnya.

Bank Yudha Bhakti menutup tahun 2018 dengan membukukan rugi bersih Rp138,53 miliar atau turun sebesar Rp157,84 miliar atau turun 817,47% bila dibandingkan tahun 2017 yang mencetak laba Rp19,31 miliar.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan beban operasional lainnya sebesar Rp133,31 miliar antara lain akibat naiknya beban tenaga kerja, pencadangan, serta beban administrasi dan umum.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper