Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Layakkah Emas Jadi Investasi? Ini Penjelasan CEO Halofina

Bagi kalangan milenial, emas mungkin kurang dilirik sebagai salah satu intrumen investasi konvensional. Jenis investasi ini lebih lekat dengan generasi baby boomers sehingga terkesan kurang kekinian. Namun, di balik stigma tersebut, emas nyatanya tetap menjanjikan sebagai sebuah instrumen investasi.
Pedagang menata perhiasan emas di sentral penjualan emas pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (25/2/2019)./ANTARA-Rahmad
Pedagang menata perhiasan emas di sentral penjualan emas pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Senin (25/2/2019)./ANTARA-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA – Bagi kalangan milenial, emas mungkin kurang dilirik sebagai salah satu intrumen investasi konvensional. Jenis investasi ini lebih lekat dengan generasi baby boomers sehingga terkesan kurang kekinian. Namun, di balik stigma tersebut, emas nyatanya tetap menjanjikan sebagai sebuah instrumen investasi.

Logam mulia ini telah digunakan manusia sejak ribuan tahun lalu, baik sebagai penyimpan kekayaan maupun alat tukar yang berlaku secara global. Di era modern, emas masih digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara, dan dipakai juga sebagai perhiasan serta dimanfaatkan dalam komponen elektronik.

Hal ini disebabkan oleh sifatnya sebagai logam mulia dan tidak pernah berkarat. Selain itu, jumlahnya pun cukup langka sehingga membuat orang percaya emas sebagai salah satu barang investasi yang bisa diperdagangkan.

Co-founder dan CEO Halofina Adji Wicaksana menyebut emas sebagai salah satu investasi favorit masyarakat Indonesia. Selain emas, ada pula deposito dan properti. “Deposito itu secure sekali, dijamin return-nya. Secure itu menjadi variabel yang paling penting,” kata Adji.

Sementara itu, untuk emas dan properti tetap menjadi pilihan banyak orang karena berbentuk fisik dan membuat orang merasa memiliki sesuatu.

Namun, seiring dengan perkembangan era digital, investasi dalam bentuk emas pun ikut berubah. Banyak platform yang tersedia bagi masyarakat untuk dapat mengakses transaksi emas melalui telepon genggam mereka.

Meski terkesan jadul, emas ternyata masih cukup menarik sebagai instrumen investasi, terbukti dalam 3 tahun terakhir harga emas dunia mengalami kenaikan hingga 4,76%. Kenaikan harga itu memang masih kalah jauh dibandingkan dengan laju indeks harga saham gabungan (IHSG), namun tetap emas jadi pilihan investasi karena tingkat risikonya yang lebih rendah.

Direktur Pemasaran Indogold Fredy Setiawan mengatakan, pihaknya menyediakan platform tempat nasabah bisa melakukan jual beli emas secara dalam jaringan (daring). Indogold juga menyediakan fasilitas penitipan dan pergadaian emas yang sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kami percaya seiring waktu emas tidak pernah lekang tergerus oleh tren apa pun, emas sepertinya akan tetap menjadi salah satu favorit,” kata Fredy.

Dia menyebut, salah satu keunggulan investasi dalam bentuk emas adalah fleksibilitasnya yang sangat tinggi. Oleh karena itu selain sebagai instrumen investasi, emas juga cocok digunakan sebagai cadangan dana darurat karena bisa sewaktu-waktu dicairkan saat dibutuhkan. Emas juga tergolong jenis investasi yang dapat diandalkan dan aman.

Sebagai cadangan dana darurat, lanjut Fredy, jika bertransaksi di Indogold maksimal 1x24 jam dana akan cair ke rekening nasabah. Pengguna platform yang tidak menitipkan fisik emasnya juga dapat menjualnya langsung ke kantor Indogold.

Terkait dengan minat milenial dalam berinvestasi dan bertransaksi emas di platformnya, Fredy mengatakan sekitar 40% dari nasabah yang aktif melakukan transaksi berada di rentang usia 25 – 35 tahun. Menurutnya hal itu menunjukkan eksistensi emas sebagai pilihan investasi di kalangan anak muda.

Fredy melanjutkan, untuk menaikkan minat dan akseptasi generasi muda terhadap investasi emas, pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah platform e-commerce dan penasihat keuangan digital, salah satunya Halofina. Dalam tahun ini, dia akan terus menggenjot jumlah kerja sama dengan berbagai pihak untuk terus menggaet milenial.

Selain fleksibilitas keunggulan lain yang bisa didapat dengan investasi emas adalah harganya yang relatif stabil dan tahan inflasi. Pajak emas batangan juga relatif rendah, hanya dengan membayar PPh 22 sebesar 0,45% dari harga jual.

Selain melalui Indogold, ada banyak platform yang bisa dipilih untuk mengakses emas sebagai instrumen investasi. Jika memiliki uang cash yang mencukupi bisa langsung membelinya di Antam atau toko emas. Emas batangan ini mulai dijual dengan ukuran 0,5 gr.

Bagi milenial yang belum pernah sama sekali melakukan investasi, tidak ada salahnya mencoba membeli emas. Bila dana tersedia kecil, bisa dilakukan dengan skema angsuran seperti menabung. Sejumlah perusahaan yang menawarkan menabung emas adalah PT Pegadaian, PT Bank BNI Syariah, serta PT Bank Mandiri Syariah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper