Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Pesan Bos BCA Soal Keamanan Transaksi Digital Banking

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja berharap masyarakat selalu berhati-hati dalam bertransaksi menggunakan aplikasi perbankan digital.
Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand W. Hartono (dari kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Direktur  Eugene Keith Galbraith, Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja, dan Presiden Komisaris Djohan Emir Setijoso, sebelum RUPST di Jakarta, Kamis (11/4/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Armand W. Hartono (dari kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Direktur Eugene Keith Galbraith, Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja, dan Presiden Komisaris Djohan Emir Setijoso, sebelum RUPST di Jakarta, Kamis (11/4/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA —  Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja berharap masyarakat selalu berhati-hati dalam bertransaksi menggunakan aplikasi perbankan digital. 

Jahja mengatakan bahwa BCA gencar melakukan pengembangan digital banking. Seiring dengan itu, perseroan juga senantiasa melengkapinya dengan sistem keamanan yang melindungi nasabah agar terhindar dari risiko. 

Meskipun sudah dilengkapi dengan sistem keamanan yang ketat, Jahja mengatakan bahwa nasabah juga tidak boleh lalai dalam melakukan transaksi keuangan. "Keamanan bertransaksi nasabah pasti kami dahulukan. Namun, kehati-hatian nasabah selalu menjadi garda terdepan dalam memproteksi dirinya sendiri," ujarnya, Kamis (11/4/2019). 

Jahja menuturkan bahwa masih banyak nasabah mengabaikan imbauan bank mengenai ketentuan dalam memilih kombinasi nomor sandi personal identification number (PIN) dalam dalam aplikasi digital banking. Nasabah, menurutnya, banyak menggunakan kata sandi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau tanggal pernikahan. 

Selanjutnya, ada juga nasabah yang suka menuliskan nomor PIN di sembarang tempat, sehingga mudah diketahui oleh orang yang ingin membobol rekening. 

Di sisi lain, meski tidak berkaitan dengan penggunaan aplikasi, kelalaian masyarakat dalam penggunaan fasilitas-fasilitas perbankan juga terlihat dari masih rendahnya tingkat migrasi dari kartu berteknologi magnetic stripe ke teknologi chip. 

"Dari 18 juta kartu yang kami punya, itu baru 8 juta saja yang sudah bermigrasi ke chip. Ini kan rendah sekali," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper