Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerja Sama Bank Syariah & P2P Lending Tingkatkan Cross Selling

Lutfi yang juga menjabat sebagai Kepala Eksekutif Fintech Pendanaan Syariah di Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), menjelaskan cross selling tersebut turut berpotensi mengembangkan industri tekfin P2P syariah yang saat ini kontribusinya belum sebesar tekfin P2P konvensional.
CEO PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Achmad K. Permana menandatangani kerja sama dengan dengan CEO PT Ammana Fintek Syariah Lutfi Adhiansyah (kedua kanan) di Jakarta, Senin (14/04/2019). Perusahaan teknologi finansial tersebut memilih Bank Muamalat sebagai agen escrow untuk memfasilitasi transaksi para investor. (Bisnis/ Wibi Pangestu Pratama)
CEO PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Achmad K. Permana menandatangani kerja sama dengan dengan CEO PT Ammana Fintek Syariah Lutfi Adhiansyah (kedua kanan) di Jakarta, Senin (14/04/2019). Perusahaan teknologi finansial tersebut memilih Bank Muamalat sebagai agen escrow untuk memfasilitasi transaksi para investor. (Bisnis/ Wibi Pangestu Pratama)

Bisnis.com, JAKARTA – Kerja sama perusahaan teknologi finansial (tekfin) peer-to-peer (P2P) lending syariah dengan perbankan sebagai agen rekening penampungan (escrow) dinilai berpotensi meningkatkan cross selling antarpihak.

Hal tersebut dinilai dapat mendorong perkembangan skala perekonomian syariah, termasuk tekfin syariah.

CEO PT Ammana Fintek Syariah, Lutfi Adhiansyah, menjelaskan perusahaan tekfin syariah diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memiliki escrow dari bank syariah. Ini untuk mendukung penerapan prinsip syariah dalam semua aspek operasionalnya.

Di luar itu, kerja sama itu sekaligus bisa membantu pengembangan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia melalui cross selling atau penjualan produk melalui mitra kerja sama.

“Apa yang kami bangun itu jaringan pemodal. Pemodal ini bisa masuk ke sektor sosial, komersial, atau produk-produk pasar keuangan yang sudah ada di perbankan. Jadi kami bisa cross selling seperti itu, karena pada dasarnya kami agen [yang menyalurkan pembiayaan],” ujar Lutfi usai penandatanganan kerja sama Ammana dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., Senin (15/04/2019).

Lutfi yang juga menjabat sebagai Kepala Eksekutif Fintech Pendanaan Syariah di Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), menjelaskan cross selling tersebut turut berpotensi mengembangkan industri tekfin P2P syariah yang saat ini kontribusinya belum sebesar tekfin P2P konvensional.

Berdasarkan data OJK, total pendanaan yang disalukan tekfin P2P pada 2018 mencapai Rp22,67 triliun. Lutfi menjelaskan, pendanaan yang disalurkan tekfin P2P syariah pada 2018 sebesar Rp200 miliar atau 0,88% dari total pendanaan yang disalurkan.

Dia pun menjelaskan, untuk mendorong pertumbuhan tekfin P2P syariah, OJK perlu memacu tumbuhnya bank-bank syariah pada Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 dan BUKU 4. “Supaya digital syariah ini ekosistemnya bisa berjalan dengan baik,” ujar Lutfi.

EKOSISTEM EKONOMI SYARIAH

Direktur Utama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Achmad K. Permana menilai, melalui pembiayaan dalam jumlah kecil, perusahaan tekfin syariah mampu mencakup segmen yang tidak bisa dijangkau perbankan syariah.

Cross selling antara kedua perusahaan menurutnya dapat mengembangkan ekosistem perekonomian syariah.

Dia menjelaskan, kerja sama escrow dengan Ammana merupakan langkah awal dari kerja sama lainnya, termasuk cross selling. Menurutnya, salah satu produk yang dapat dijual melalui Ammana adalah reksa dana syariah.

Kerja sama itu pun, menurut Achmad, dapat menepis anggapan bahwa tekfin P2P menyebabkan disrupsi bagi bisnis perbankan. “Yang namanya tekfin disruptif kalau tidak bekerja sama, ketika bekerja sama maka akan terjadi banyak sekali manfaat yang akan terbangun oleh keduanya,” ujar Achmad.

 TARGET 2019

Lutfi menjelaskan perusahaannya menargetkan pembiayaan yang disalurkan pada tahun ini mencapai Rp100 miliar. Target tersebut meningkat empat kali lipat dari pembiayaan yang disalurkan Ammana pada 2018 yang berkisar Rp25 miliar.

Pendanaan tersebut disalurkan kepada lebih dari 6.000 usaha kecil, menengah, dan mikro (UMKM) serta sekitar 70 mitra koperasi. Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan, Ammana pun menargetkan bertambahnya mitra koperasi hingga 150 unit.

Lutfi mengaku optimistis terhadap targetnya karena potensi pasar yang besar di Indonesia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Selain itu, potensi lain terdapat dari catatan non performing loan (NPL) dari tekfin P2P syariah yang masih 0%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper