Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebaran Jadi Momentum Perbankan Genjot KKB

Lebaran akan menjadi kesempatan bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menggenjot kredit kendaraan bermotor atau KKB.
Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Handayani menyampaikan sambutan pada peluncuran program pembiayaan untuk mobil ramah lingkungan melalui Kredit Kendaraan Bermotor BRI di Jakarta, Senin (15/4/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Handayani menyampaikan sambutan pada peluncuran program pembiayaan untuk mobil ramah lingkungan melalui Kredit Kendaraan Bermotor BRI di Jakarta, Senin (15/4/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Lebaran akan menjadi kesempatan bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menggenjot kredit kendaraan bermotor atau KKB.

Momentum ini diharapkan menjadi satu periode penyumbang besar permintaan kredit baru sepanjang tahun ini.

“Kalau kami lihat awal tahun permintaan masih ada tapi sepertinya banyak yang wait and see April ini [pemilu]. Seharusnya Mei nanti sudah ada lonjakan permintaan,” kata Direktur Konsumer BRI Handayani kepada Bisnis, Kamis (18/4/2019).

Secara total BRI memproyeksi pertumbuhan KKB akan stagnan. Handayani menargetkan kredit baru senilai Rp1,1 triliun atau serupa dengan tahun lalu.

Hal itu dilakukan sembari menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap di bawah 1%. Sepanjang tiga tahun terakhir, rasio NPL KKB tercatat dalam tren positif. Secara beruturan rasio NPL sejak 2016—2018 adalah 0,60%, 0,56%, dan 0,47%.

KKB menjadi satu segmen kredit konsumer yang memiliki pertumbuhan paling tinggi tahun lalu. Pada 2018, BRI menyalurkan kredit senilai Rp 3,7 triliun, tumbuh 39,27% secara tahunan (year-on-year/yoy). Realisasi kredit baru tahun lalu merupakan yang tertinggi sepanjang 4 tahun terakhir.

Tahun lalu, selain kendaraan baru, mobil bekas, baik mobil penumpang maupun niaga, menunjukan kinerja cemerlang. Alat berat pada satu sisi cenderung kurang menguntungkan.

Executive Vice President Condumer Credit Division BRI Sutadi Prayitno mengatakan tahun ini BRI tidak mematok target pertumbuhan setinggi tahun lalu karena pasar mobil diproyeksi akan lesu.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, penjualan mobil secara ritel terkoreksi negatif dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun BRI melihat kendaraan bermotor dapat menjadi penunjang kredit konsumer. Perseroan rencananya mensinergikan anak usaha PT BRI Multifinance Indonesia dengan induk untuk memacu penyaluran KKB.

Ada dua opsi yang akan dilakukan. Pertama perusahaan induk ikut menyalurkan pendanaan. Kedua, seluruh permintaan kredit kendaraan bermotor diserahkan kepada anak usaha.

Saat ini BRI tercatat menjalin kerja sama dengan lebih dari 25 perusahaan multifinance kendaraan bermotor. Perusahaan berkomitmen menyalurkan kredit kepada mitra kerja yang memiliki target segmentasi serupa.

Sutadi mengatakan strategi ini akan terus dilakukan. Beberapa perusahaan multifinance tengah menjadi incaran untuk berkerja sama. “Tapi bukan yang besar,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, PT Bank CIMB Niaga Tbk. siap tancap gas menyalurkan KKB tahun ini. Perseroan memprediksi dapat menutup tahun dengan angka pertumbuhan 20% dibandingkan dengan 2018.

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan bahwa lebaran lazimnya akan jadi satu momentum pendongkrak kredit mobil. "Setelah kalibrasi, KKB ini sudah tumbuh 15%—20% pada awal tahun,” kata Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan.

Seperti diketahui, CIMB Niaga telah mengkalibrasi ulang kredit mobil. Tingginya rasio kredit bermasalah pada tahun-tahun sebelumnya membuat perusahaan mengatur ulang sasaran penerima kredit.

Lani melanjutkan, setelah kalibrasi ulang, PT CIMB Niaga Auto Finance siap ekspansi kredit tahun ini. Dia yakin anak usaha yang bergerak menyalurkan KKB tersebut akan lebih menguntungkan dengan penyaluran kredit terukur sehingga menjaga kualitas aset.

Sementara itu secara industri, Bank Indonesia mencatat sepanjang tahun lalu KKB menunjukkan kinerja yang baik. Satu segmen kredit konsumsi ini menutup tahun dengan pertumbuhan 12,8% yoy menjadi Rp141,7 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper