Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kinerja Sewindu Rabobank Indonesia Sebelum Memutuskan Tutup

Rabobank Indonesia resmi menghentikan operasinya di Indonesia pada tahun ini. Ini sepak terjang kinerja Rabobank Indonesia dalam sewindu terakhir hingga akhirnya memutuskan hengkang.
Kantor Pusat Rabobank/dealbook.nytimes.com
Kantor Pusat Rabobank/dealbook.nytimes.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Rabobank Indonesia resmi menghentikan operasinya di Indonesia. Nah, bagaimana sih kinerja bank asal Belanda itu selama sewindu terakhir?

Kinerja Rabobank Indonesia sekitar satu dekade terakhir cenderung naik turun. Namun, secara keseluruhan bisa dibilang stagnan.

Dari sisi pertumbuhan kredit, sepanjang satu dekade terkahir, rata-rata kredit Rabobank berada di kisaran Rp9 triliun sampai Rp10 triliun.

Nilai kredit itu pun beberapa kali lebih tinggi ketimbang penghimpunan dana perseroan. Dana pihak ketiga (DPK) Rabobank juga bergerak di kisaran Rp9 triliun sampai Rp10 triliun.

Level tertinggi kredit Rabobank terjadi pada 2014 senilai Rp13,24 triliun, sedangkan DPK tertinggi juga pada 2014 senilai Rp11,71 triliun.

Namun, setelah periode itu, kinerja Rabobank terus merosot hingga akhirnya memutuskan untuk menghentikan operasi.

Penurunan kinerja Rabobank Indonesia pasca 2014 tercermin perseroan mencatatkan kerugian senilai Rp717,03 miliar. Padahal, pada 2014, perseroan masih untung sekitar Rp23,27 miliar.

Selain kerugian, tingkat rasio kredit bermasalah kotor perseroan juga melonjak jadi 8,41% dibandingkan sebelumnya 3,54% pada 2014.

Dikutip dari laporan tahunan Rabobank Indonesia pada 2015, kinerja buruk perseroan disebabkan oleh tantangan ekonomi global. Kerugian itu disebabkan oleh lonjakan kredit bermasalah.

Namun, pada 2016, perseroan langsung bangkit dengan mencetak laba bersih senilai Rp260,4 miliar. Meskipun begitu, Rabobank mencatatkan penurunan dari segi kredit dan DPK masing-masing sebesar 19,65% dan 2,94%.

Penurunan kredit terjadi akibat perbaikan proses internal dan penyaluran kredit lebih berhati-hati untuk mitigasi risiko. Selaras dengan itu, DPK perseroan juga turun untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan kredit.

Perkembangan rasio kredit bermasalah Rabobank Indonesia
TahunRasio Kredit Bermasalah kotor (NPL gross) %
20104,84
20112,83
20124,14
20132,4
20143,54
20158,41
20164,46
20172,45
Kuartal III/20182,86

Lalu, lonjakan laba bersih pada periode 2016 disokong oleh penjualan aktiva tetap. Dalam laporan keuangan 2016, perseroan mendapatkan laba dari penjualan aset tetap hingga Rp157,78 miliar.

Hal itu pula yang membuat Rabobank tidak mampu mempertahankan kinerjanya pada 2017. Pada periode itu, Rabobank hanya mencatatkan laba senilai Rp1,5 miliar.

Lalu, laporan keuangan terakhir yang rilis yakni pada kuartal III/2018 mencatat posisi bottom line Rabobank kembali rugi Rp132,21 miliar.

Portofolio Penyaluran Kredit

Rabobank ekspansi ke Indonesia sejak 1990 dengan rencananya mengejar sektor pangan dan agribisnis. Bank asal Belanda itu menilai prospek pangan dan agribisnis Indonesia sangat luas mencakup rantai pasok pangan dari ladang hingga menjadi hidangan.

Meskipun begitu, melihat laporan tahunan terakhir perseroan pada 2017, penyaluran kredit Rabobank Indonesia cukup beragam.

Rabobank Indonesia memiliki portofolio terbesar pada sektor perdagangan, restoran, dan hotel senilai Rp3,13 triliun.

Lalu, sektor usaha terbesar kedua ada pada industri pengolahan senilai Rp2,67 triliun. Lalu, sektor pertanian menempati posisi ketiga senilai Rp1,83 triliun.

Berdasarkan jenis kredit, perseroan mencatatkan penyaluran kredit terbesar pada kredit korporasi senilai Rp3,77 triliun.

Jenis kredit konsumsi berada pada posisi kedua senilai Rp2,32 triliun. Lalu, kredit komersial di posisi ketiga senilai Rp2,15 triliun.

Lalu, terakhir kredit karyawan senilai Rp67,09 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Surya Rianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper