Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPEI Jajaki Peluang Fintech

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau LPEI menjajaki peluang pengembangan bisnis melalui perusahaan teknologi finansial atau tekfin untuk membuka akses pembiayaan ekspor. Lini perusahaan tersebut dinilai dapat menjadi sumber pendapatan LPEI.
Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank Sinthya Roesly memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (6/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank Sinthya Roesly memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (6/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau LPEI menjajaki peluang pengembangan bisnis melalui perusahaan teknologi finansial atau tekfin untuk membuka akses pembiayaan ekspor. Lini perusahaan tersebut dinilai dapat menjadi sumber pendapatan LPEI.

Direktur Eksekutif LPEI Shintya Roesly menjelaskan pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pelaku industri tekfin terkait penjajakan tersebut. Menurut dia, saat ini LPEI atau Indonesia Eximbank memiliki tantangan untuk memperluas akses pembiayaan ekspor, salah satunya dengan distribusi melalui tekfin.

Dia menjelaskan perkembangan teknologi tak dapat dihindari sehingga LPEI perlu memafaatkan potensinya. Meskipun begitu, pengembangan tekfin oleh LPEI saat ini masih terhambat oleh regulasi yang mengatur lembaga tersebut.

"LPEI saat ini betul-betul dikelola dalam satu kerangka industri keuangan konvensional, kalau tekfin kan bicara sub sektor dari industri itu sendiri. Tantangan regulatory tersebut nanti akan terkait dengan operasional dari LPEI sendiri, yaitu isupricing," ujar Shintya saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, Senin (6/5/2019).

Menurut dia, pembiayaan melalui tekfin cenderung bersifat jangka pendek dengan nilai yang relatif kecil tetapi jumlahnya masif. Hal tersebut, menurut Shintya, membuat pricing per individu menjadi tinggi

LPEI kini tengah mencari cara bagaimana skema yang tepat agar tidak terjadi pricing yang tinggi saat melakukan pinjaman melalui tekfin LPEI. Sehingga, lanjut dia, eksportir tidak perlu mengakses biaya kepada LPEI secara langsung.

"Memang harus dicari cara dan inovasi bagaimana akses ke financing, terutama untuk usaha mikro yang punya potensi ekspor. Ini yang memang harus kita dorong terus, eksportir kita ini cenderung belum melihat tekfin sebagai salah satu opsi [untuk mendapatkan pembiayaan]," ujarnya.

Dia menjelaskan, eksportir skala kecil saat ini kerap belum tersentuh oleh LPEI sedangkan eksportir skala besar belum terbentuk kesadarannya untuk menggunakan layanan LPEI. Oleh karena itu diperlukan perluasan akses untuk menjangkau para eksportir.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko mengkonfirmasi bahwa pihak LPEI telah menjalin komunikasi dengan AFPI. Kedua pihak telak melakukan diskusi untuk menjajaki pengembangan perusahaan tekfin.

"AFPI akan secara resmi untuk mengeksplorasi kolaborasi potensial dengan LPEI," ujar Sunu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper