Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puasa untuk Menahan Diri, Tapi Kok Malah Boros. Begini Solusinya

Ketidakpahaman akan pentingnya menjaga kondisi keuangan yang stabil merupakan tanda bahwa mereka memiliki literasi finansial yang rendah.

Bisnis.com, JAKARTA— Ramadan boleh jadi momen yang paling ditunggu-tunggu. Bukan hanya untuk menjadalankan ibadah puasa, namun pada momen tersebut juga identik dengan tunjangan hari raya (THR).

Lantas, apakah Anda sudah menyiapkan perencanaan yang matang mengingat walaupun konsumsi makanan dan minuman sepertinya berkurang drastis pada saat Ramadan namun pengeluaran yang tercatat pada akhir periode biasanya akan terlihat lebih besar dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Untuk itu, Independent Wealth Management Advisor Ari Adil mengatakan sebaiknya memastikan perhitungan keuangan dengan baik supaya terhindar dari pengeluaran yang tinggi di bulan Ramadan.

Dia mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa pengeluaran yang tinggi selama bulan Ramadan dipengaruhi oleh berbagai internal dan eksternal faktor. Menurutnya, pengeluaran dapat dikontrol selama kita memiliki perhitungan sebelum semua pengeluaran dilakukan.

“Hanya butuh 5 menit untuk menetapkan skema pengeluaran kita selama bulan Ramadan, namun ini yang paling sering digampangkan oleh banyak orang. Akhirnya, pengeluaran tidak terkontrol,” ujarnya.

Ari menyatakan ketidakpahaman akan pentingnya menjaga kondisi keuangan yang stabil merupakan tanda bahwa mereka memiliki literasi finansial yang rendah.

Selain literasi finansial yang rendah, khusus bagi para pekerja milenial yang akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR), Ari menghimbau untuk menjadi smart shopper.

“Banyak di antara pekerja milenial merupakan kalangan dengan tingkat konsumsi yang tinggi karena sifat mereka yang kompulsif. Sehingga keinginan untuk berbelanja tidak dipikir dengan matang,” katanya.

Dia mengatakan selain smart shopper yang merupakan perilaku berbelanja pandai yang berguna untuk mengefisiensikan pengeluaran. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah berbelanja dengan mencari diskon besar yang biasanya ramai ditawarkan selama bulan Ramadan.

“Dengan strategi ini diharapkan dapat tetap menikmati barang yang sama tetapi dengan harga yang lebih murah sehingga pengeluaran lebih terjaga,” katanya.

Menurutnya, hal terpenting dalam mengontrol keuangan selama bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri adalah menahan keinginan untuk membeli sesuatu yang tidak kita butuhkan dengan berputar balik untuk berpikir kembali selama 5 menit.

Banyak faktor internal yang bisa kita lakukan untuk mengontrol keuangan agar Ramadhan menjadi nyaman. “Luangkanlah waktu 5 menit saja, untuk mereview kembali, memperkirakan, dan membuat skala prioritas pengeluaran kita selama bulan Ramadhan. Selamat menjalankan Puasa. Mohon maaf lahir batin,” tutupnya.

Karena adanya eksternal faktor yang membuat banyak harga kebutuhan utama menjadi naik, diperlukan upaya pengawasan pengeluaran yang dilakukan secara internal pribadi masing-masing. Dari berbagi item pengeluaran, Ari secara sederhana mengkategorikannya menjadi 5 tipe pengeluaran prioritas dengan prosentase masing-masing sebagai berikut:

5 Persen Zakat dan Sedekah

Sebagai seorang muslim, kebutuhan zakat dan sedekah adalah kebutuhan prioritas yang harus dikeluarkan. Dengan 2,5 persen dari penghasilan setiap bulannya, Ari mengajak setiap individu untuk dapat meningkatkan prosentase zakat sebesar 2 kali mengingat penghasilan yang diterima termasuk THR. Sehingga, perhitungan zakat dan sedekah menjadi 5 persen pada bulan Ramadan ini.

20 Persen Investasi

Untuk mencapai keamanan keuangan di masa mendatang, Ari menyarankan bahwa dengan THR yang diterima merupakan kesempatan untuk meningkatkan prosentase investasi sebesar 20 persen yang sebelumnya hanya 10 persen setiap bulan.

15 Persen Tabungan dan Cash atau Emergency Fund

Beberapa kalangan terdahulu telah membuktikan bahwa menabung dapat menopang kehidupan mendatang mereka. Ketekunan menabung mereka dapat menjadi teladan bagi kalangan milenial baik untuk membeli sesuatu yang kita inginkan ataupun untuk kebutuhan dana darurat.

Sebelum menerima gaji dan THR, hitung kembali 15 persen dari total penghasilan yang diterima untuk dianggarkan sebagai tabungan dan dana darurat.

30 Persen Pelunasan dan Pengeluaran Reguler

Amankan 30 persen dari penghasilan yang diterima untuk membayar tagihan dan pengeluaran reguler. Pastikan pengeluaran reguler seperti membayar gaji dan THR pekerja (bila ada) telah diamankan sehingga tidak ada tagihan yang harus diselesaikan. Ingat, bahwa semua tunggakan terjadi karena menggampangkan tagihan.

30 Persen Pengeluaran Kebutuhan Ramadan

Atur pengeluaran kebutuhan Ramadhan seperti makan di luar, buka bersama, makanan berbuka, baju baru, kebutuhan mudik, hingga kebutuhan lebaran lainnya harus diambil dari 30 persen dana ini. Untuk menghemat pengeluaran pada anggaran ini pastikan Anda membuat skala prioritas dengan siapa Anda berbuka puasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper