Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia menilai fungsi intermediasi masih terjaga baik sampai tiga bulan pertama tahun ini, meskipun pertumbuhannya mulai melambat.
Pertumbuhan kredit per Maret 2019 tercatat mencapai 11,5% secara year-on-year (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Februari 2019 yang mencapai 12,1% yoy.
Sebaliknya, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan justru menunjukkan perbaikan. Per Maret 2019, DPK tumbuh 7,2% secara yoy. Pada bulan sebelumnya, pertumbuhan DPK tercatat baru mencapai 6,6% yoy.
Baca Juga
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai fungsi intermediasi yang berjalan baik dan risiko kredit yang terkendali. Hal itu terlihat dari Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan sampai Maret 2019 tetap tinggi yakni 23,3%, dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang tetap terjaga di level 2,5% dan NPL net sebesar 1,2%.
"Likuiditas perbankan terjaga, antara lain tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga atau AL/DPK sebesar 21,1% pada Maret 2019," katanya, Kamis (16/5/2019).
Menurut Perry, siklus kredit yang masih berada di bawah level optimum dan terdapatnya potensi peningkatan kredit memungkinkan berlanjutnya kebijakan makroprudensial akomodatif. Bank Indonesia pun masin memproyeksi kredit perbankan berada pada kisaran 10% —12% yoy sedangkan DPK tumbuh dalam kisaran 8% — 10% sampai akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel