Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Cara Agar Cash Flow Bulanan Anda Lancar Jaya

Hal pertama yang harus diketahui sebelum melakukan investasi adalah mengetahui tujuan yang ingin dicapai.
Ilustrasi/Bisnis-Yayan Indrayana
Ilustrasi/Bisnis-Yayan Indrayana

Bisnis.com, JAKARTA –  Mengelola arus kas (cash flow) bulanan merupakan hal penting dalam pengaturan kondisi keuangan. Manajemen arus kas yang baik bisa menciptakan kondisi finansial yang ideal bagi setiap orang.

Namun, tidak semua orang tahu dan paham bagaimana cara mengelola arus kas yang baik dan benar. Memang, setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing yang perlu dipenuhi. Akan tetapi ada hal-hal umum yang perlu dicermati dari hal tersebut.

  1. Tahu Bujet

Financial planner dan Founder Finansialku Melvin Mumpuni mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam pengelolaan arus kas adalah mengetahui bujet. Ini merupakan modal utama seseorang untuk dapat mengatur keuangan mereka.

Melvin menjelaskan bahwa bujet merupakan perencanaan anggaran yang dikeluarkan seseorang. Misalnya untuk makan, cicilan rutin, pendidikan, dan anggaran lainnya. Hal tersebut perlu dicatat sehingga terlihat berapa uang yang dikeluarkan dan bandingannya dengan pemasukan.

“Kalau sudah pegang bujet itu sudah enak. Kita jadi tahu berapa uang untuk makan dalam sebulan, jadi kalau ada hari yang makan kita banyak berarti hari lainnya harus dikurangi supaya tetap sesuai dengan bujet,” katanya.

  1. Skala Prioritas

Selain itu, Melvin menyarankan setelah mendapatkan penghasilan, kebutuhan yang dianggap sebagai prioritas harus didahulukan. Baru setelahnya dibagi untuk masing-masing pos anggaran yang telah ada di bujet anggaran.

Dia memberikan contoh, apabila penghasilan bulanan sebesar Rp5 juta, dan pendidikan sebagai prioritas utama. Maka sisihkan terlebih dahulu anggaran dengan jumlah tertentu untuk kebutuhan pendidikan itu. Kemudian, sisanya baru dialokasikan untuk kebutuhan yang lain.

Melvin menyebut tak ada aturan baku berapa besaran atau persentase yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan prioritas, “Tidak ada bakunya, silakan disesuaikan saja supaya anggaran lain masih bisa ditutup,” ujarnya.

  1. Tambah Pendapatan atau Kurangi Pengeluaran

Lebih lanjut, Melvin mengatakan ada dua cara agar arus kas tetap seimbang yakni menambah pendapatan atau mengurangi pengeluaran.

Opsi mengurangi pengeluaran bisa dibilang sebagai langkah yang pasif, kendati tak ada salahnya mengurangi pos-pos anggaran tertentu yang dianggap kurang berdampak terhadap aktivitas sehari–hari.

Oleh sebab itu, Melvin lebih menyarankan untuk mengambil opsi menambah pendapatan sehingga tidak bergantung pada satu mesin atau satu sumber pemasukan saja.

Dia menggambarkan hal ini dengan menengok kondisi pesawat yang tidak pernah hanya menggunakan satu engine.

“Kenapa? Karena kalau hanya satu dan rusak, ya habis sudah. Di keuangan juga begitu, jangan hanya mengandalkan satu engine saja cari yang lain,” tegasnya.

Untuk mencari pendapatan tambahan, lanjutnya, juga tak bisa sembarangan. Maksudnya, mesin penggerak yang baru tidak boleh merusak mesin yang sudah ada sebelumnya. Jadi, harus bisa mencari sumber pendapatan baru tanpa menghilangkan sumber pendapatan yang lama.

“Caranya sangat beragam di tengah era digitalisasi seperti sekarang ini sebenarnya. Tinggal kitanya mau apa tidak mencari,” katanya.

  1. Investasi

Business Analyst Executive Treasury Fahlevi Dzulfikar menambahkan selain mencari pekerjaan sampingan seperti yang disebutkan, melakukan investasi juga menjadi hal yang penting.

Menurutnya, hal pertama yang harus diketahui sebelum melakukan investasi adalah mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, kita bisa menentukan jenis investasi seperti apa yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut.

Misalnya investasi terhadap surat utang negara yang lebih bisa memberikan pendapatan rutin atau investasi emas sebagai dana darurat yang juga menjadi hal penting dalam perencanaan keuangan seseorang.

“Simpanan emas itu bisa jadi investasi meskipun memang bukan yang cepet ngasih keuntungan, tetapi bisa digunakan untuk keadaan darurat tertentu kalau terjadi apa-apa,” katanya.

Untuk itu, Fahlevi menyarankan agar ada anggaran tertentu yang disisihkan secara rutin untuk keperluan investasi. Namun sekali lagi, tentukan dulu tujuan dari investasi itu baru pilih instrumen yang tepat. Perlu usaha lebih memang, tetapi bukan hal yang salah untuk keuangan yang lebih baik bukan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper