Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Bank-bank Besar Kian Menggelembung

Pertumbuhan aset bank-bank besar masih melaju kencang pada periode kuartal I/2019. Laporan publikasi bulanan beberapa bank yang dihimpun Bisnis menunjukkan bahwa aset 15 bank besar masih tumbuh 2 digit, yaitu sebesar 11,95% secara year on year.

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan aset bank-bank besar masih melaju kencang pada periode kuartal I/2019. Laporan publikasi bulanan beberapa bank yang dihimpun Bisnis menunjukkan bahwa aset 15 bank besar masih tumbuh 2 digit, yaitu sebesar 11,95% secara year on year (yoy). 

Jika dirincikan, pertumbuhan aset bank umum kelompok usaha (BUKU) IV masih melanjutkan tren positif, kecuali PT Bank CIMB Niaga Tbk. yang mencatatkan pertumbuhan flat 2,18%  secara yoy dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. yang mencatatkakn pertumbuhan negatif, menurun sebesar 2,57% yoy. 

Rata-rata BUKU III mencatatkan pertumbuhan aset satu digit, kecuali PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank BTPN Tbk. 

Bank UOB mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 17,68% yoy. Sementara pertumbuhan aset Bank BTPN mengalami lonjakan sebesar 107,80% yoy sehingga mengantarkan Bank BTPN masuk ke dalam kategori 10 bank dengan aset terbesar. 

Bank hasil penggabungan usaha (merger) antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) ini juga mencatatkan penyaluran kredit tercatat Rp139,84 triliun, tumbuh 114% yoy pada kurun waktu yang sama. 

Nilai aset dan kredit ini merupakan gabungan dari neraca Bank BTPN dan SMBCI, terhitung sejak efektif merger pada 1 Februari 2019. 

VP Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai secara keseluruhan perkembangan aset perbankan masih tumbuh meski lebih lambat dari pertumbuhan kredit. Menurutnya pemicu utama yakni dana simpanan yang tidak banyak bertumbuh. 

"Sementara BUKU [Bank Umum Kegiatan Usaha] IV yang lebih memiliki ruang, bahkan BCA yang biasanya konservatif juga mulai meningkat LDR-nya," ujarnya. 

Frederik mengatakan hal ini masih menjadi salah satu imbas dari agresifitas penerbitan surat utang negara oleh pemerintah sejak tahun lalu. Alhasil, ada perpindahan dana nasabah dari deposito karena bunganya tidak terlalu menarik. 

Namun, menurutnya kondisi ini dipastikan tidak lama lagi. Dia memproyeksi pada kuartal III/2019 perpindahan dana akan mulai mereda karena dana obligasi pemerintah juga menurun. 

Sementara itu, pekerjaan rumah pada BUKU III yakni masih menjaga kualitas kredit. Namun, dia juga memprediksi aset BUKU III akan membaik ketika rasio pembiayaan terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) sudah tidak terlalu mengetat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper