Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cari Utang, Danamon Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. menawarkan obligasi berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 dengan jumlah pokok Rp2 triliun. Hal ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan I Bank Danamon yang memiliki target penghimpunan dana sebesar Rp5 triliun.
Nasabah bertransaksi di Bank Danamon, Makassar, Selasa (29/8/2017)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Nasabah bertransaksi di Bank Danamon, Makassar, Selasa (29/8/2017)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Danamon Indonesia Tbk. menawarkan obligasi berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019 dengan jumlah pokok Rp2 triliun. Hal ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan I Bank Danamon yang memiliki target penghimpunan dana sebesar Rp5 triliun. 

Mengutip keterbukaan informasi, Sabtu (1/6/2019), Bank Danamon akan menerbitkan obligasi dalam dua seri. Jumlah pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp1,15 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesa 7,55% per tahun. 

Jangka waktu tersebut adalah 370 hari sejak tanggal emisi. Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Seri A pada saat jatuh tempo, yakni tanggal 4 Juni 2020.

Sementara itu jumlah pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp852 juta 

dengan tingkat bunga tetap 8,55%per tahun. Jangka waktu obligasi 36 bulan sejak tanggal emisi. Dengan demikian pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh sebesar 100% dari jumlah pokok Obligasi Seri B pada saat jatuh tempo, yaitu 24 Mei 2022.

Dalam prospektus yang diterbitkan pada 31 Mei 2019, Bank Danamon menyatakan bahwa dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Bank Danamon Tahap I Tahun 2019, sebesar 80% di antaranya akan dipergunakan untuk penyaluran kredit dan 20% sisanya untuk meningkatkan likuiditas Perseroan.

Adapun sebelumnya Chief Officer dan Direktur Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakah rasio intermediasi makroprudensial (RIM) perusahaan saat ini pada level 94%. Meski cukup tinggi, menurut Ahlu, rasio itu terbilang aman dibandingkan dengan kondisi 2—3 tahun lalu, di mana rasio likuiditas bank mencapai level 105%—110%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper