Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Berpotensi Turun, Ini Kata Bos BCA

PT  Bank Central Tbk. memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan sejalan dengan sinyal penurunan suku bunga The Fed yang akan dilakukan pada pekan depan. 
Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja menjawab pertanyaan saat halalbihalal bersama media di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja menjawab pertanyaan saat halalbihalal bersama media di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Bisnis.com, JAKARTA - PT  Bank Central Tbk. memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan sejalan dengan sinyal penurunan suku bunga The Fed yang akan dilakukan pada tengah tahun ini.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan jika hal tersebut terjadi maka tekanan terhadap industri perbankan akan sedikit berkurang. "Kita akan lihat The Fed, kalau The Fed turunkan bunga, pressure dari segi suku bunga luar negeri menjadi tidak ada ya, tapi nanti lihat kecukupan likuiditas dalam negeri saja," kata Jahja di Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Direktur Keuangan BCA Vera Liem menuturkan suku bunga kebijakan Bank Indonesia memang dinilai sudah berada di puncak dan arahnya diharapkan mulai menurun.
Pasalnya kenaikan bunga acuan 7 days reverse repo rate yang terjadi secara bertahap sebanyak 150 bps sepanjang 2018 - 2019 membuat suku bunga dana perbankan ikut meningkat. Likuiditas pasar yang ketat juga membuat bank berlomba menaikkan suku bunga deposito sehingga margin bank menjadi tertekan.  "Untuk suku bunga diharapkan akan turun, kan The Fed akan turunkan suku bunga pekan ini," katanya. 
Kendati demikian, lanjut Vera, perseroan tidak akan menurunkan suku bunga kredit dan simpanan dalam waktu dekat. Kebijakan suku bunga bank swasta terbesar di Indonesia itu akan cenderung stabil.
"Saya justru melihat harusnya tahun ini stabil saja, Proyeksi internal kami, kalau kondisinya mendukung seharusnya bunga tidak ada kenaikan lagi, sudah. Tahun lalu saat bunga deposito naik 150 bps, kenaikan bunga kredit paling besar hanya 50 bps, jadi tidak semua kami pass on ke kredit," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper