Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Nontunai BCA Meningkat, Flazz Naik Paling Tinggi

PT Bank Central Asia Tbk. mencatat kenaikan transaksi elektronik selama periode libur Lebaran 2019, baik dari sisi nilai transaksi maupun frekuensi penggunaan.
Nasabah melakukan transaksi perbankan di myBCA di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman
Nasabah melakukan transaksi perbankan di myBCA di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. mencatat kenaikan transaksi elektronik selama periode libur Lebaran 2019, baik dari sisi nilai transaksi maupun frekuensi penggunaan. 

Corporate Sceretary BCA Jan Hendra mengatakan bahwa secara umum, transaksi selama libur Lebaran mengalami peningkatan di seluruh saluran yang meliputi ATM, mesin electronic data capture (EDC), maupun transaksi uang elektronik Flazz. 

Perinciannya, nilai transaksi di mesin ATM terjadi peningkatan hingga 30% secara tahunan dengan petumbuhan frekuensi 27%. Sementara itu, nilai transaksi melalui mesin EDC naik 32% secara tahunan dengan frekuensi 25%.

"Paling tinggi untuk kenaikan frekuensi Flazz yang naik 53% dengan nilai transaksi tumbuh 25%. Khusus Flazz, peningkatan frekuensi karena penggunaan di tol," katanya kepada Bisnis, Selasa (11/6/2019).

Sebelumnya, BCA membukukan laba Rp6,1 triliun pada kuartal I/2019, atau naik 10,1% dari periode sama tahun lalu Rp5,5 triliun utamanya didorong oleh berbagai transaksi nasabah. Tren pertumbuhan laba ini juga melanjutkan tren kuartal I/2019, yang naik 10,4%.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja mengatakan pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh seluruh aspek kinerja perseroan, seperti pendapatan operasional, fee based income, hingga transaksi mobile banking dan internet banking.

Dia menjelaskan pertumbuhan laba periode ini dikarenakan pendapatan bunga bersih meningkat yang 11,2% menjadi Rp12,0 triliun, dan pendapatan operasional yang naik 20,7% menjadi Rp4,7 triliun.

Beban bunga naik 23,0% yakni dari Rp2,6 triliun menjadi Rp3,2 triliun, sedangkan beban operasional naik 19,5% yakni dari Rp9,2 triliun menjadi Rp11,0 triliun. Dengan demikian, perseroan masih dapat menjaga pertumbuhan pendapatan operasional pada 13,7%, yakni dari Rp14,7 triliun menjadi Rp16,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper