Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHK Besar-besaran : Musim Panas Suram bagi Bankir London

Persaingan bisnis yang makin mengetat, ditambah kinerja ekonomi Eropa yang melambat, proses Brexit yang berlarut, konflik perang dagang , dan persaingan dengan otomatisasi bisnis perbankan menyebabkan banyak bankir London harus menerima PHK.
 Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay
Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay

Bisnis.com, JAKARTA—Suasana bar di tepi Sungai Oyster Shed London tampak ramai malam itu dipenuhi oleh banyak mantan karyawan yang baru saja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Di antara mereka, seorang mantan bankir yang baru saja terkena PHK oleh Nomura Holdings Inc. mengenang persahabatannya dengan rekan-rekannya yang bernasib sama.

Perusahaan perdagangan perantara (brokerage) terbesar asal Jepang ini melepas setidaknya 30 orang pada April 2019. Hal ini membuat musim panas yang baru saja tiba di London belum mampu mencairkan kebekuan hati mereka.

Adapun, HSBC Holdings Plc dan Deutsche Bank AG memutuskan untuk bergabung dengan Nomura dengan konsekuensi pengurangan ribuan pekerjaan.

Stephane Rambosson, pendiri Vici Advisory, sebuah perusahaan pencarian eksekutif yang berbasis di London, menilai fenomena ini merupakan yang paling suram sejak krisis keuangan, karena beberapa pekerja memutuskan untuk keluar sebelum mereka didorong untuk keluar oleh perusahaannya.

"Ini salah satu pasar kerja terburuk di London yang pernah saya lihat di luar krisis. Saya pikir ada kemungkinan nyata bahwa anda melihat lebih dari 5.000 pekerjaan hilang pada akhir tahun ini," katanya seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (2/7/2019).

Dia menyampaikan, pemberi pinjaman di Eropa tertatih-tatih oleh pertumbuhan domestik Inggris yang lemah dan suku bunga negatif. Hal ini membuat mereka kehilangan pasar yang telah dikuasai selama bertahun-tahun.

Bankir berpengalaman pun telah melihat kontraksi sebelumnya, tetapi perasaan mereka kali ini berbeda. Pasalnya, kontraksi kali ini bukan hanya terjadi pada pasar keuangan, tetapi juga ketegangan perdagangan, dan Brexit.

Besarnya tren PHK dan perubahan dalam industri keuangan ini memaksa para bankir untuk mencari segala macam alternatif. Bahkan, salah satu mantan staf Nomura menyatakan rekan-rekannya yang sedih pindah ke blockchain, ganja, dan bahkan pertanian.

"Orang-orang menjadi stres dan putus asa mencari hal-hal baru, karena mereka tahu tidak akan mudah untuk mencari pekerjaan di bank lain. Kami melihat orang-orang berhenti sebelum luka datang dan berpandangan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk keluar," kata Rambosson, seorang mantan bankir investasi.

Menurut data Coalition Development Ltd., ada penurunan yang stabil dalam pekerjaan front-office di bank investasi sejak 2013. Jumlah staf di Inggris di bank investasi pada tahun itu tercatat sekitar 17.000. Pada 2016, angka itu turun menjadi 15.000.

Pada akhir tahun lalu, hampir 1.500 pekerjaan telah dihilangkan. Bahkan, data Coalition menunjukkan penurunan 6.600 peran front-office di seluruh dunia sejak 2013.

"Segalanya akan bertambah buruk. Kami mengharapkan pengurangan 10% lebih lanjut dalam jumlah karyawan bank investasi di Inggris selama dua tahun ke depan, sebagian karena pemindahan pekerjaan Brexit," kata Amrit Shahani, direktur penelitian di Coalition.

Tahun ini, menurutnya, UK masih akan meningkatkan pengurangan jumlah karyawan lagi. Pasalnya, pendapatan yang dihasilkan oleh bank investasi masih rendah dan belum cukup untuk menutup biaya operasional.

Angka-angka dari konsultan perekrutan Morgan McKinley menunjukkan skala perlambatan di pasar kerja. Pada bulan Mei, 2.369 pekerjaan jasa keuangan yang baru terdaftar turun 50% (year-on-year/yoy).

Di sisi lain, untuk 9.000 staf Inggris di Deutsche Bank, putaran restrukturisasi mungkin tampak tidak ada habisnya. Orang-orang yang akrab dengan masalah ini mengatakan perseroan sedang bersiap untuk mulai menghilangkan hingga setengah dari pekerjaan di divisi ekuitas global.

Bahkan, Garth Ritchie, Kepala Corporate & Investment Bank di Deutsche Bank AG dapat segera diganti sebagai bagian dari pemusnahan yang diprediksi bisa mencapai 20.000 pekerjaan hilang di seluruh dunia.

Di HSBC, bonus tidak pernah melonjak ke level Deutsche Bank, tetapi ada rasa aman di lembaga yang luas di mana beberapa staf bekerja selama beberapa dekade.

Bankir Otomatis

Pada akhirnya, bankir menghadapi kebangkitan robot. Bank-bank besar telah meningkatkan investasi mereka di bidang TI dan secara kolektif menghabiskan puluhan miliar dolar per tahun di seluruh bisnis mereka untuk mengotomatisasi pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia.

Baru-baru ini, UBS Group AG mempelajari 49 bank besar, termasuk Barclays Plc, Deutsche Bank dan HSBC, dan mendapati mereka memiliki perangkat lunak kolektif dan aset TI sebesar US$70 miliar pada 2018. Nilai ini lebih dari dua kali lipat nilai yang tercatat pada 2010.

"Jika Anda seseorang yang pekerjaannya diotomatiskan maka itu sulit—dan sulit untuk mengetahui ke mana mereka akan pergi jika pekerjaan ini diotomatisasi ke mana-mana," kata James Murray, yang merekrut staf untuk perusahaan jasa keuangan.

"Orang-orang yang memahami model perdagangan dan dapat bekerja dengan [sistem] otomatisasi ini sangat diminati."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper