Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPL Kartu Kredit Semakin Sehat, Bank Bisa Lebih Ekspansif

Bayang-bayang kredit bermasalah mulai meninggalkan bisnis pembiayaan melalui kartu. Ruang bagi perbankan untuk ekspansi bisnis pun semakin terbuka, seiring dengan stabilitas ekonomi dalam negeri.
Model memperlihatkan Kartu Kredit BCA Singapore Airlines KrisFlyer Visa Infinite saat peluncurannya, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Model memperlihatkan Kartu Kredit BCA Singapore Airlines KrisFlyer Visa Infinite saat peluncurannya, di Jakarta, Senin (3/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bayang-bayang kredit bermasalah mulai meninggalkan bisnis pembiayaan melalui kartu. Ruang bagi perbankan untuk ekspansi bisnis pun semakin terbuka, seiring dengan stabilitas ekonomi dalam negeri.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kartu kredit per April 2019 sebesar 2,44%. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan April tahun lalu, yakni 2,80%. Bahkan, capaian bulan keempat 2019 tersebut merupakan yang terbaik selama tiga tahun terakhir.

Masih mengutip sumber yang sama, rasio NPL kredit menggunakan kartu pada awal tahun lalu merangkak naik. Pada medio 2018, posisinya sempat menyentuh 3,06% atau tertinggi sejak 3 tahun terakhir.

Presiden Direktur PT Bank Mayapada International Tbk Haryono Tjahjarijadi mengungkapkan bahwa NPL menjadi satu pertimbangan bank untuk menggenjot kredit. Tergerusnya kredit bermasalah kartu kredit tahun ini akan menjadi peluang untuk mendorong segmen konsumsi.

“Apalagi pesta demokrasi sudah selesai, jadi tingkat konsumsi masyarakat pasti meningkat pesat,” katanya kepada Bisnis, Jumat (5/7/2019).

Haryono menjelaskan Mayapada terbilang baru bermain dalam ceruk bisnis kartu kredit. Perusahaan miliki konglomerat Tahir ini melakukan soft launching kartu kredit pada akhir tahun lalu.

Dia melanjutkan bahwa segmen konsumen, seperti kartu kredit selalu menjadi penting bagi perbankan. Debitur personal ini terbilang memiliki risiko lebih rendah dibandingkan dengan korporasi.

Adapun secara industri, transaksi menggunakan kartu kredit menguat tahun ini. Sepanjang empat bulan pertama 2019, nominal transaksi naik 10,9% yoy menjadi Rp109,71 triliun.

Belanja masih menjadi kontributor utama transaksi, atau menyumbang 97,1% terhadap total portofolio. Sisanya, atau 2,9% merupakan transaksi tunai.

Transaksi belanja menggunakan kartu kredit hingga April 2019 sebesar Rp106,48 triliun atau naik 10,9% yoy. Pada periode yang sama transaksi tunai kartu kredit tumbuh 7,4% yoy menjadi Rp3,23 triliun.

Sementara itu, secara volume transaksi kartu kredit terbilang stagnan. Per April 2019, total penggunaan kartu kredit sebanyak 112,81 juta kali atau naik 2,2% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper