Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Melambatnya Pertumbuhan Laba BRI Selama Semester 1-2019  

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. membukukan pertumbuhan positif pada paruh pertama tahun 2019.
Teras Kapal BRI sedang berlabuh di Pelabuhan Pelni, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur./Istimewa
Teras Kapal BRI sedang berlabuh di Pelabuhan Pelni, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. membukukan pertumbuhan positif pada paruh pertama tahun 2019.

Menutup akhir semester I/2019, BRI melaporkan laba konsolidasi sebesar Rp16,16 triliun tumbuh 8,19 persen secara year on year dibandingkan dengan semester I/2018 sebesar Rp14,94 triliun.

Adapun, posisi aset perseroan tercatat sebesar Rp1.288,2 triliun, naik 11,70 persen (YoY) dari sebelumnya sebesar Rp1.153,2 triliun. Dengan pertumbuhan itu, Bank BRI masih mampu mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar di Tanah Air.

Kendati demikian, bila dibandingkan dengan kinerjanya pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan laba BRI yang sebesar 8,19 persen kali ini melambat dari sebelumnya 11, persen.

Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan perlambatan tersebut disebabkan dua faktor, yakni kinerja anak usaha di bidang sekuritas yang membebani perseroan serta faktor kenaikan beban khususnya beban dana.

“Sebenarnya kalau laba induk atau bank only itu sudah on track. Tapi kenapa sekitar 8 persen karena terbebani dengan anak usaha yang baru diakuisisi tahun kemarin, ada banyak masalah di sana itu sudah dalam perhitungan saat melakukan valuasi ketika proses akuisisi,” katanya di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Seperti diketahui, pada akhir tahun lalu, BRI mengakuisisi dua anak usaha baru yakni PT Danareksa Investment Management dan PT Danareksa Sekuritas.

Meski begitu, Suprajarto mengatakan pihaknya telah melakukan upaya pembenahan terhadap anak usaha yang bermasalah. Dia optimistis prosesnya dapat rampung pada tahun ini sehingga kontribusi anak usaha terhadap pendapatan konsolidasi dapat meningkat.

Selain Danareksa, perseroan juga tengah membenahi kinerja anak usaha di bidang perbankan terutama BRI Agro dan BRI Syariah. Performa dua anak usaha tersebut, kata Suprajarto, juga sempat membebani BRI dan mengerek rasio kredit bermasalah.

“Kami sudah melakukan pembenahan anak-anak usaha, Insyallah ada jalan keluar. BRI Syariah dan AGRO juga kami bersihkan dan NPL-nya harus diselesaikan tahun ini. Dari simulasi kami, akhir tahun mereka sudah bisa memberikan kontribusi,” paparnya.

Selain kinerja anak usaha, Suprajarto mengatakan faktor beban dana akibat pengetatan likuiditas secara industri juga menekan pertumbuhan laba perseroan.

Pada semester I/2019, margin bunga bersih (net interest margin /NIM) BRI tergerus sebanyak 62 basis poins (bps) menjadi 7,02 persen dari 7,64 persen pada akhir semester I/2018.

“NIM memang turun karena dampak dari kenaikan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate sampai 6 kali. Walaupun semester ini BI sudah dua kali menurunkan suku bunga, tapi dampak kenaikan tahun lalu masih luar biasa terhadap biaya dana,” kata dia.

Penurunan NIM membuat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) secara konsolidasi hanya naik 3,55 persen dari Rp38,67 triliun menjadi Rp40,04 triliun.

Padahal secara intermediasi, kinerja Bank BRI masih cukup signfikan. Total kredit dan pembiayaan yang disalurkan hingga akhir Juni 2019 mencapai Rp888,32 triliun, naik 11,84 persen (YoY), yang mayoritas atau sebanyak 76,72 persen diserap oleh nasabah UMKM.

DPK Naik 12,79 Persen

Dari segi pendanaan, jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp945,05 triliun, tumbuh 12,78 persen (YoY), yang didominasi oleh dana murah giro dan tabungan dengan porsi 57,35 persen.

Rasio-rasio keuangan utama lainnya tercatat mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan. NPL gross perseroan (bank only) stabil di level 2,33 persen meskipun NPL net meningkat tipis dari 1,10 persen menjadi 1,11 persen. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional BRI membaik dari 95,27 persen menjadi 93,90 persen.

Sementara itu, seiring dengan perlambatan pertumbuhan laba tingkat pengembalian atas aset dan ekuitas BRI juga menurun. Rasio return on asset (ROA) turun tipis dari 3,37 persen menjadi 3,31 persen sedangkan return on equity (ROE) juga turun dari 19,33 persen menjadi 19,02 persen.

Link laporan lengkap posisi keuangan BRI Juni 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper