Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maybank Proyeksi Pertumbuhan Laba Paruh Kedua 2019 Masih Berat

Namun Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan bahwa kebijakan bank sentral menurunkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) memberikan ruang bagi perusahaan.
Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) Taswin Zakaria (kanan)./Bisnis-Abdullah Azzam
Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) Taswin Zakaria (kanan)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) memproyeksi paruh kedua tahun ini masih berat bagi rentabilitas perusahaan. Bank akan berbisnis secara konservatif menyikapi kondisi pasar.

Namun Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan bahwa kebijakan bank sentral menurunkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) memberikan ruang bagi perusahaan.

“Penurunan suku bunga BI membantu memberi ruang penurunan cost of fund [COF/biaya dana] bank. Kami akan maksimal menurunkan COF sebelum akhir tahun,” katanya kepada Bisnis, Rabu (4/9/2019).

Berdasarkan data perseroan, bank menutup paruh pertama tahun ini dengan laba bersih secara konsolidasi turun 18,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp757 miliar. Pendapatan dari bisnis utama bank, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hanya naik 2,4 persen yoy.

Bila diperinci, pendapatan bunga bersih bank hanya tumbuh satu digit, 7,0 persen yoy, sedangkan beban bunga melesat 12,4 persen yoy.

Namun bank terbantu oleh pendapatan nonbunga yang naik 14,1 persen yoy menjadi Rp1,2 triliun. Kinerja pendapaptan nonbunga ini, utamanya merupakan hasil komisi dari bisnis tresuri.

Taswin menjabarkan bahwa penurunan laba disebabkan oleh meningkatnya provisi kredit sebagai langkah konservatif bank. Selain itu perseroan juga meningkatkan cadangan likuiditas lebih banyak dibandingkan dengan biasanya pada kuartal pertama untuk mengantisipasi ketidakpastian pemilu.

Berdasarkan data perusahaan, laba operasional bank, tanpa pencadangan, masih tumbuh atau naik 2,1 persen yoy. Namun bila dikurangi provisi kredit yang naik 46,3 persen yoy, laba pun melorot hingga dua digit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper