Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Kucurkan Non-Cash Loan Rp2 Triliun untuk KAI

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memberikan non-cash loan senilai Rp2 triliun dan memberikan layanan Mandiri Virtual Account untuk mendukung aktivitas bisnis PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Karyawati menghitung uang pecahan Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik Bank Mandiri, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawati menghitung uang pecahan Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik Bank Mandiri, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memberikan non-cash loan senilai Rp2 triliun dan memberikan layanan Mandiri Virtual Account untuk mendukung aktivitas bisnis PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Penandatanganan pemberian layanan Mandiri Virtual Account dan non-cash loan dilakukan oleh Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi dan Senior Vice President Corporate Banking II Bank Mandiri Yusak L.S. Silalahi bersama Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar yang menjadi saksi dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa penyaluran pinjaman ini merupakan wujud dukungan perseroan kepada KAI untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan layanan kepada masyarakat.

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung proyek-proyek strategis nasional termasuk sistem transportasi. Dukungan kepada KAI ini sangat penting karena dapat meningkatkan layanan transportasi massal di Tanah Air," katanya melalui siaran pers, Kamis (5/9/2019).

Kerja sama ini, lanjut Royke, juga sebagai wujud sinergi dua BUMN dalam mengakselerasi dan mempercepat pemenuhan kebutuhan transportasi massal di Indonesia.

Sebelumnya, Royke menyebut adanya perlambatan pertumbuhan pada kredit non-cash loan atau bisnis bank garansi pada tahun ini. 

Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, total kewajiban kontijensi garansi pada Juni 2019 tercatat Rp89,95 triliun, atau tumbuh 4,91 persen yoy.

Royke menjelaskan banyaknya proyek-proyek besar yang telah rampung membuat pertumbuhan bisnis produk ini tidak lagi cemerlang. Akan tetapi dia menuturkan perseroan masih tetap agresif dalam mengembangkan produk bank garasi.

Pasalnya, masih banyak proyek-proyek infrastruktur daerah yang juga membutuhkan bank garansi sebagai produk pelengkapnya. 

"Nilainya memang tidak sebesar proyek infrastruktur pemerintah pusat, tetapi masih ada kesempatan untuk tumbuh walau kecil-kecil," imbuhnya.

Secara industri, bisnis bank garansi memang diprediksi akan tumbuh moderat hingga akhir tahun ini. Pertumbuhan ekonomi yang landai, rendahnya kenaikan belanja infrastruktur pemerintah, serta masih tingginya ketidakpastian sebelum perombakan kabinet baru pemerintah menjadi faktor-faktor utama penghambat pertumbuhan salah produk penghasil komisi perbankan ini.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia, total kewajiban bank garansi bank umum pada Juni tahun ini tercatat Rp340,60 triliun, atau naik 4,33 persen (year-on-year/yoy). Pencapaian ini melambat dari Juni tahun lalu yang pertumbuhannya mencapai 10,81 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper