Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMRI Akui Permintaan KPR Belum Tumbuh Normal

Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan meski pada paruh kedua tahun ini perseroan menaruh harapan yang besar tetapi faktor permintaan masih akan menjadi isu yang utama.
Suasana pembangunan di kawasan perumahan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/12)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Suasana pembangunan di kawasan perumahan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/12)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengakui permintaan kredit konsumsi belum tumbuh normal alias masih dalam tahap perlambatan

Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan meski pada paruh kedua tahun ini perseroan menaruh harapan yang besar tetapi faktor permintaan masih akan menjadi isu yang utama.

“Persoalan KPR itu seperti KKB juga, marketnya yang masih kami tunggu. Tumbuh ada tetapi belum normal dan isunya sekarang bukan suku bunga atau LTV,” katanya, Kamis (19/9).

Donsuwan mengemukakan untuk payroll bahkan perseroan memberikan kredit 100 persen dari harga rumah atau tanpa uang muka di KPR Milenial. Sementara dari sisi suku bunga KPR perseroan juga memiliki program mulai dari 6,50 persen tetap.

Adapun, Donsuwan mengakui, seperti halnya pada kredit UMKM dengan adanya KUR, KPR juga terus bertumbuh kencang pada skema yang bersubsidi pemerintah atau FLPP.

Sayangnya, FLPP juga memiliki keterbatasan. Seperti tahun ini saja, FLPP yang disalurkan bank dengan kode saham BMRI sudah habis ketika kuartal II/2019 lalu tepatnya pada Mei.

Donsuwan melanjutkan setelah kehabisan itu, perseroan bahkan kembali mendapat kuota untuk sekitar 800 unit yang juga langsung ludes karena debitur sudah menunggu.

Sementara, pada KPR komersial serapan paling tinggi masih dirasakan pada kisaran Rp500 juta - Rp600 juta untuk pembelian rumah pertama. Dalam hal ini tidak perlu menggunakan kebijakan regulator, BMRI mengaku telah memberikan beragam promo yang menarik.

Sisi lain, meski dengan pertumbuhan yang melambat, Donsuwan memastikan secara kualitas kredit masih terjaga dengan baik. Hal ini terlihat dari rasio NPL yang hanya berkisar 2 persen.

Dia pun memproyeksi sampai akhir tahun masih akan membaik pada kisaran di bawah 2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper