Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penempatan Dana BRI di Surat Berharga Bisa Mencapai Rp189 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memprediksi masih akan menempatkan 10% hingga 20% dananya ke obligasi hingga akhir tahun.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hari Purnomo/Istimewa
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Hari Purnomo/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memprediksi masih akan menempatkan 10% hingga 20% dananya ke obligasi hingga akhir tahun.

Strategi ini dilakukan BRI menjawab tren kenaikan penempatan dana bank umum kelompok usaha (BUKU) IV di surat berharga pada semester I/2019. Kenaikan penempatan dana ke surat berharga hanya terjadi di kelompok bank bermodal inti minimal Rp30 triliun ini.

“BRI diperkirakan masih mempertahankan strategi penempatan dana di kredit [sekitar 80 persen-90 persen] dan obligasi [sekitar 10 persen-20 persen),” ujar Corporate Secretary BRI Hari Purnomo kepada Bisnis, pekan lalu.

Hingga semester I/2019, penghimpunan dana pihak ketiga BRI mencapai Rp 945,05 triliun, tumbuh 12,78 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Apabila  sekitar 20% , berarti sekitar Rp189 triliun dananya akan ditaruh di surat berharga.

Menurut Hari, penempatan dana BRI di obligasi tergantung pada kondisi likuiditas dan penyaluran pembiayaan. Penempatan dana di obligasi menjadi cara perseroan untuk mitigasi dan diversifikasi risiko perseroan.

Sebagai catatan, hingga akhir semester I/2019 loan-to-deposit ratio (LDR)  BRI turun 79 basis poin (bps) secara year-on-year (yoy) menjadi 94%. Sementara itu, pembiayaan emiten berkode BBRI ini tumbuh 11,8% yoy menjadi Rp888,32 triliun.

“Penempatan dana di obligasi dengan jumlah dan nilai yield tertentu, merupakan salah satu strategi perbankan untuk dapat mengoptimalkan aset dan liabilitas yang dimiliki. Hingga akhir tahun 2019, penempatan dana BRI di obligasi akan tergantung pada kondisi pertumbuhan likuiditas dan pertumbuhan kredit,” katanya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana BUKU IV yang ditempatkan pada surat berharga naik 10,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp540,8 triliun. Penempatan tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya, karena kenaikan pada rentang 3,8% yoy hingga 5,3% yoy. Bahkan, pada Januari dan Februari dana BUKU IV pada surat berharga terkoreksi negatif.

Penempatan dana pada surat berharga itu tumbuh menguat di tengah perlambatan pertumbuhan kredit BUKU IV secara tahunan. Per Juni 2019, fungsi intermediasi bank bermodal paling jumbo ini naik 16,6% yoy, sedangkan dua bulan sebelumnya, masing-masing tumbuh 18,1% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper