Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Melambat Picu Kredit Tumbuh Perlahan

Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan kredit yang masih melambat dikarenakan dari sisi permintaannya yang memang terbatas di tengah perlambatan ekonomi global.
Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Capaian penyaluran kredit secara industri yang per Agustus hanya tercatat 8,5 persen yoy dinilai akibat permintaan yang masih melambat. Target regulator yang berkisar di level 11,7 persen diproyeksi tidak akan tercapai.

Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan kredit yang masih melambat dikarenakan dari sisi permintaannya yang memang terbatas di tengah perlambatan ekonomi global. 

Termasuk kredit untuk industri manufaktur yang selama beberapa tahun terakhir memang secara industri pertumbuhannya juga terus menurun bahkan saat ini atau sudah di bawah pertumbuhan ekonomi yang rerata 5 persen.

“Dengan pertumbuhan industri yang sangat rendah sulit berharap pertumbuhan kreditnya dapat dipacu lebih tinggi,” katanya kepada Bisnis, Minggu (29/9)

Piter mengemukakan dari sisi penawaran pelonggaran moneter masih membutuhkan waktu untuk efektif. Kebijakan pelonggaran yang dilakukan Bank Sentral tidak serta merta melonggarkan likuiditas perbankan khusus bank-bank buku kecil dan menengah.

Sementara itu, pemantik utama kredit yakni tigkat suku bunga juga belum terlihat turun. Dengan kondisi permintaan dan suplai kredit yang masih rendah maka sulit mengharapkan pertumbuhan kredit bisa melaju kencang.

“Saya perkirakan sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kredit akan berkisar 10 persen-10,5 persen yoy,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper