Bisnis.com, JAKARTA — Capaian penyaluran kredit secara industri yang per Agustus hanya tercatat 8,5 persen yoy dinilai akibat permintaan yang masih melambat. Target regulator yang berkisar di level 11,7 persen diproyeksi tidak akan tercapai.
Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan kredit yang masih melambat dikarenakan dari sisi permintaannya yang memang terbatas di tengah perlambatan ekonomi global.
Termasuk kredit untuk industri manufaktur yang selama beberapa tahun terakhir memang secara industri pertumbuhannya juga terus menurun bahkan saat ini atau sudah di bawah pertumbuhan ekonomi yang rerata 5 persen.
“Dengan pertumbuhan industri yang sangat rendah sulit berharap pertumbuhan kreditnya dapat dipacu lebih tinggi,” katanya kepada Bisnis, Minggu (29/9)
Piter mengemukakan dari sisi penawaran pelonggaran moneter masih membutuhkan waktu untuk efektif. Kebijakan pelonggaran yang dilakukan Bank Sentral tidak serta merta melonggarkan likuiditas perbankan khusus bank-bank buku kecil dan menengah.
Sementara itu, pemantik utama kredit yakni tigkat suku bunga juga belum terlihat turun. Dengan kondisi permintaan dan suplai kredit yang masih rendah maka sulit mengharapkan pertumbuhan kredit bisa melaju kencang.
Baca Juga
“Saya perkirakan sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kredit akan berkisar 10 persen-10,5 persen yoy,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel